Bisnis.com, JAKARTA – Usai perayaan Imlek, Sucor Sekuritas menargetkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di angka 8.300 dengan sektor bank yang memiliki likuiditas tinggi menjadi pilihan pada tahun Kelinci Air.
Head of Research Sucor Sekuritas Edward Lowis mengatakan IHSG didukung sentimen makro yang terdiri dari penurunan suku bunga oleh The Fed dan instrumen baru Bank Indonesia yang diprediksi mampu menarik likuiditas yang cukup besar.
“Likuiditas tersebut akan menurunkan yield di bond/SUN, harusnya dengan yield yang semakin rendah akan benefit terhadap equity karena bakal ada flow yang keluar dari bonds dan masuk ke pasar saham,” kata Edward pada acara Indonesia Investment Education, dikutip Senin (23/1/2023).
Edward menjelaskan pada kondisi tersebut yang paling diuntungkan adalah sektor perbankan karena memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap perubahan obligasi ke saham.
“Target IHSG di 8.300 masih mungkin meskipun dalam jangka pendek ada sentimen negatif dari pembukaan pasar China yang saat ini sudah terasa ada flow dari Indonesia,” lanjutnya.
Sucor sekuritas melirik setidaknya 5 sektor saham untuk perdagangan di 2023 yaitu bank, pertambangan logam, otomotif, semen, dan ritel.
Baca Juga
“Seluruh sektor masih tumbuh pada 2023. Untuk sektor saham bank terutama likuiditas besar yaitu big four, BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI,” lanjutnya.
Stock pick dari Sucor sekuritas yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dengan target harga di Rp5.850, kemudian Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) dengan target harga Rp5.200.
Kemudian, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) dengan target harga Rp10.400. Selanjutnya PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dngan target harga Rp6.550, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) dengan target harga Rp935. dan PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERRA) dengan target harga Rp640.
Selanjutnya, PT Bumi Resources Mineral Tbk. (BMRS) dengan target harga Rp282, PT BISI International Tbk. (BISI) dengan target harga Rp2.000, serta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan target harga Rp5.200
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.