Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakrie & Brothers, Envision, dan Glencore Teken MoU di Swiss

Bakrie & Brothers, Envision Group, dan Glencore plc. menandatangani MoU terkait dengan inisiatif transisi net zero yang diinisiasi WEF.
Bakrie & Brothers, Envision Group, dan Glencore plc. menandatangani MoU terkait dengan inisiatif transisi net zero yang diinisiasi WEF./BKPM
Bakrie & Brothers, Envision Group, dan Glencore plc. menandatangani MoU terkait dengan inisiatif transisi net zero yang diinisiasi WEF./BKPM

Bisnis.com, DAVOS--Ambisi Indonesia untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia mulai mendapat sinyal positif dari calon investor potensial. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat sejumlah investor global dan internasional mulai merintis kerja sama strategis.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menegaskan pemerintah Indonesia fokus pada penciptaan nilai tambah melalui penghiliran yang berorientasi pada energi dan industri hijau.

Dia memaparkan bahwa arah kebijakan hilirisasi investasi strategi Pemerintah Indonesia yang tidak hanya untuk sumber daya nikel, melainkan ada delapan sektor prioritas yaitu mineral, batubara, minyak bumi, gas alam, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan dengan 21 komoditas. Kebijakan ini sudah berjalan dan direncanakan nilai investasinya hingga 2035 akan mencapai US$545,3 miliar.

“Indonesia akan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang fokus menjalankan proses nilai tambah di negaranya sendiri. Ini semua sudah berjalan, ini sudah dimulai. Kami mengundang investor untuk datang membawa teknologi, modal, dan sebagian pasar,” ujarnya Bahlil di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss, Rabu (18/1).

Salah satu sektor yang juga terus didorong investasinya ialah ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Terkait dengan potensi itu, Bahlil menyebut investor nasional baru saja meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk terjun ke industri baterai kendaraan listrik.

"Kemarin Envision teken MoU dengan pengusaha nasional [dalam konsorsium Indo-pacific Net Zero Battery-Materials Consortium]. Itu Envision, mereka akan masuk lagi ke Indonesia," kata Bahlil, Kamis (19/1).

Pada Rabu (18/1), Bahlil bersama dengan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menghadiri seremoni penandatanganan nota kesepahaman Indo-pacific Net Zero Battery-materials Consortium (INBC) untuk bergabung ke dalam inisiatif transisi klaster industri menuju net zero yang diinisiasi World Economic Forum (WEF).

Tiga entitas bisnis dari sektor swasta yang terlibat dalam MoU tersebut mencakup Bakrie & Brothers, Envision Group, dan Glencore plc.

"Kolaborasi antara BUMN, pengusaha nasional, dengan Envision dan Glencore itu akan masuk [ekosistem baterai kendaraan listrik]. kemarin sudah diteken MoU-nya," imbuh Bahlil.

PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) merupakan induk usaha Grup Bakrie yang menaungi lini usaha komponen otomotif, industri bahan bangunan, infrastruktu, dan jasa konstruksi metal. BNBR juga memiliki perpanjangan tangan di sektor pengembangan bus listrik melalui PT Vektor Mobiliti Indonesia yang merupakan anak usaha Bakrie Autoparts.

Sementara itu, Envision Group dan Glencore plc. merupakan dua perusahaan terkemuka global. Envision Group adalah perusahaan teknologi ramah lingkungan terkemuka dunia dan mitra teknologi net-zero.

Dengan misi menyelesaikan tantangan untuk masa depan yang berkelanjutan, Envision mempromosikan angin dan matahari, baterai, hidrogen, jaringan AIoT, kawasan industri dan teknologi net zero untuk menciptakan dunia bebas karbon.

Envision mendesain, menjual, dan mengoperasikan turbin angin pintar, sistem penyimpanan energi, dan solusi hidrogen hijau melalui Envision Energy; baterai bertenaga AIoT melalui Envision AESC; dan sistem operasi AIoT terbesar di dunia melalui Envision Digital.

Sementara itu, Glencore plc merupakan perusahaan komoditas tambang asal Swiss yang fokus pada komoditas tembaga, seng, aluminium, nikel, dan kobalt.

Penandatanganan MoU tersebut dihadiri oleh CEO Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie, CEO Envision Group Lei Zhang, dan CEO Glencore plc Gary Nagle.

Menurut Anindya, Indo-Pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC) akan mengakselerasi pembangunan pabrik baterai berskala jumbo atau gigafactories di beberapa negara di dunia.

"Kami mengambil bagian dalam rantai pasok kendaraan listrik global secara end-to-end dimulai dengan Indonesia dan Inggris. Kami akan memposisikan INBC sebagai alternatif pilihan untuk bahan nikel dan bahan baku baterai yang diproses dengan prinsip ESG," paparnya.

Anindya menambahkan kolaborasi merupakan kunci untuk mencapai transisi bebas karbon yang berkelanjutan. Dengan begitu, lanjutnya, INBC bergabung dengan inisiatif transisi klaster industrial menuju net zero WEF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper