Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis ke Rp15.104 per dolar AS setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (19/1/2023) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,11 persen atau 16,5 poin ke Rp15.104 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS melemah 0,17 persen ke 102,18.
Bersama dengan rupiah ada dolar Taiwan yang melemah 0,17 persen, peso Filipina ikut melemah 0,06 persen, rupee India melemah 0,13 persen, dan yuan China melemah 0,13 persen.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan rupiah masih akan tetap stabil dipengaruhi oleh kondisi pasar yang cukup kondusif.
“Ekspektasi akan cepat berakhirnya siklus pengetatan moneter di AS, serta arus modal asing masuk cukup besar di SBN,” ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (19/1/2023).
Dalam jangka menengah, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan rupiah masih akan bergerak di kisaran Rp15.000 - Rp15.200 per dolar AS.
Baca Juga
Selain itu, terkait dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia sebanyak 25 basis poin, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan hal itu sebagai langkah Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menyiapkan berbagai strategi dan kebijakan agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen (yoy) dan inflasi kisaran 2-4 persen pada 2023 dapat tercapai.
Untuk menjaga inflasi tetap stabil dan pertumbuhan ekonomi tetap kuat, Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RGB) pada 18-19 Januari 2023 memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. Sedangkan, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,5 persen.
Keputusan menaikkan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking.
BI juga memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 2-4 persen pada semester pertama 2023 dan inflasi IHK kembali kesasaran 2-4 persen pada semester kedua 2023.
“Berdasarkan pengamatan para ekonom bahwa kenaikan suku bunga acuan lanjutan sebesar 25 basis poin merupakan langkah untuk menjaga inflasi yang saat ini sudah dalam tren menurun. Kenaikan suku bunga juga diperlukan untuk memastikan inflasi dapat kembali lebih cepat ke dalam target sasaran 2 hingga 4 persen,” jelasnya dalam riset.
Selain itu, kenaikan suku bunga BI hari ini juga sebagai antisipasi beberapa meeting bank-bank sentral besar dunia yang diperkirakan masih akan menaikan suku bunga acuannya sehingga dibutuhkan untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.090 - Rp15.130 per dolar AS.