Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 6.819,9 pada perdagangan hari ini, Kamis (19/1/2023). Saham ASII, BMRI, GOTO, dan TPIA memimpin penguatan saham big caps hari ini.
Berdasarkan data RTI, IHSG ditutup menguat 0,80 persen atau 54,12 poin ke level 6.819,9. Sepanjang sesi, IHSG bergerak pada rentang 6.754,55 sampai 6.820,98.
Terdapat 294 saham menguat, 217 melemah, dan 198 stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp9.405 triliun atau naik dari Rp9.345 pada perdagangan sebelumnya.
Adapun dari jajaran emiten berkapitalisasi besar, PT Astra International Tbk. (ASII) menguat 3,54 persen atau 200 poin ke level 5.850. Berikutnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik 2,09 persen atau 200 poin ke level 9.750.
Kemudian, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) naik 0,88 persen atau 1 poin ke level 115. Disusul oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang naik 0,85 persen atau 20 poin ke level 2.360.
Saham big caps lainnya yang menguat adalah BBNI, BBCA, dan BBRI. Masing-masing menguat 0,85 persen, 0,30 persen, dan 0,22 persen.
Baca Juga
Sementara itu, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi satu-satunya saham big caps yang terpantau melemah pada hari ini. TLKM terkoreksi 1,02 persen atau 40 poin ke level 3.890.
PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menjadi saham big caps yang terpantau stagnan pada perdagangan hari ini.
Tim Riset Phintraco Sekuritas menyebut fokus pelaku pasar saat ini adalah kepada pengumuman hasil RDG BI di Kamis (19/1/2023) sore.
Menurut Phintraco Sekuritas, pasar cenderung terbagi pada proyeksi suku bunga dipertahankan di 5,5 persen dan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps. Pasalnya, The Fed diperkirakan hanya menaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps di FOMC Februari 2023.
Untuk itu, pasar mungkin cenderung fluktuatif ditengah sikap wait and see pelaku pasar terhadap RDG BI tersebut.
Dari eksternal, penguatan lanjutan harga minyak hingga Rabu (18/1/2023) sore di tengah realisasi sejumlah data ekonomi Tiongkok yang lebih baik dari ekspektasi, berpotensi menopang harga saham komoditas.