Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suspensi 24 Bulan, Bursa Ingatkan Potensi Delisting Trikomsel (TRIO)

Trikomsel Oke (TRIO) terancam delisting oleh BEI karena masa suspensi saham TRIO telah mencapai 24 bulan pada tanggal 17 Juli 2021.
Mely Chandra Head of Retail Support PT Trikomsel Oke Tbk (kiri), Co-Founder dan CEO Moka Haryanto Tanjo (tengah), Akshay Garg, Co-Founder sekaligus CEO FinAccel (Kredivo) (kanan) saat konferensi pers kerja sama Kredivo dan Moka, Selasa (26/02)./Bisnis-Deandra Syarizka
Mely Chandra Head of Retail Support PT Trikomsel Oke Tbk (kiri), Co-Founder dan CEO Moka Haryanto Tanjo (tengah), Akshay Garg, Co-Founder sekaligus CEO FinAccel (Kredivo) (kanan) saat konferensi pers kerja sama Kredivo dan Moka, Selasa (26/02)./Bisnis-Deandra Syarizka

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengumumkan potensi delisting atau penghapusan perusahaan tercatat PT Trikomsel Oke Tbk. (TRIO) setelah sahamnya disuspensi selama lebih dari 24 bulan.

Mengutip keterbukaan informasi pada Selasa (17/1/2022), otoritas bursa menyebutkan penghapusan perusahaan distribusi peralatan telekomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan Pengumuman Bursa No. Peng-00018/BEI.PP2/07-2022 tanggal 18 Juli 2022 perihal Potensi Delisting Perusahaan Tercatat PT Trikomsel Oke Tbk. dan Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa.

Sebagaimana tertuang dalam Ketentuan III.3.1.1, BEI dapat menghapus saham perusahaan tercatat apabila mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial atau secara hukum.

“Penghapusan juga mempertimbangkan dampak terhadap kelangsungan status sebagai perusahaan terbuka dan perusahaan tersebut tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai,” tulis BEI, dikutip Rabu (18/1/2023).

Penghapusan saham TRIO juga dapat dilakukan akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai, serta hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.

“Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka masa suspensi saham TRIO telah mencapai 24 bulan pada tanggal 17 Juli 2021,” lanjut BEI dalam keterangannya.

Bursa lantas menyampaikan kepada pihak yang berkepentingan terhadap TRIO untuk menghubungi Sekretaris Perusahaan Trikomsel Oke Mely di nomor telepon 021-31905997.

“Bursa meminta kepada publik untuk memperhatikan dan mencermati segala bentuk informasi yang disampaikan oleh Perseroan.”

Adapun informasi terakhir yang disampaikan TRIO kepada Bursa adalah susunan pengurus terbaru hasil dari rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 13 Januari 2023. Jabatan komisaris utama dipegang oleh Dedet Yandrinal dan komisaris independen oleh Hermin Hartono.

Sugiono Wiyono Sugialam mengisi posisi direktur utama. Dia juga tercatat sebagai Direktur Utama PT Globe Kita Terang Tbk. (GLOB) yang kini tengah dalam pengawasan BEI. Selain itu, nama Jason Alexsander Kardachi dan Mathew Paul Richards juga berada dalam jajaran direksi baru TRIO.

Dalam surat penjelasan kepada BEI tertanggal 16 Januari 2023, manajemen Trikomsel menyampaikan perkembangan proses restrukturisasi yang mencakup informasi bahwa TRIO telah telah melakukan pembayaran kepada para krediturnya selama 2021 sesuai dengan proposal dan dilakukan secara bulanan.

“Memasuki tahun 2022, Perseroan telah membayar kepada kreditur perbankan lebih tinggi dibandingkan dengan proposal tersebut. Sementara itu mengenai persetujuan tertulis [terhadap proposal baru], Perseroan terus berkomunikasi dengan para kreditur tetapi masih belum mendapatkannya,” tulis Sekretaris Perusahaan Trikomsel Mely.

Mely mengatakan bahwa upaya untuk mencari investor baru guna memperbaiki kinerja belum membuahkan hasil, mengingat proses restrukturisasi utang masih berjalan dan status perdagangan saham yang mengalami suspensi.

“Dengan situasi makro Indonesia yang membaik dan PPKM yang sudah dibuka, semoga ada harapan baru dan situasi makin kondusif dalam pencarian investor,” lanjut Mely.

Berdasarkan laporan keuangan per September 2022, TRIO tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp446,79 miliar atau naik dibandingkan dengan periode yang sama di 2021 sebesar Rp346,40 miliar.

TRIO tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp510,67 miliar, dari sebelumnya rugi Rp26,17 miliar. Laba bersih ini mayoritas disumbang oleh penghasilan lain-lain sebesar Rp546,31 miliar yang merupakan pendapatan atas rebate, klaim dan insentif yang diperoleh dari prinsiple atas penjualan telepon seluler maupun voucher isi ulang.

Adapun liabilitas TRIO per September 2022 mencapai Rp3,70 triliun. Angka ini turun dari posisi 31 Desember 2021 sebesar Rp4,22 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper