Bisnis.com, JAKARTA — Produsen Semen Tiga PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) menargetkan pertumbuhan pendapatan hanya 2 persen untuk 2023 seiring adanya potensi resesi global.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos mengatakan INTP hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 1 persen sampai 2 persen. Adapun INTP memasang target pertumbuhan sekitar 4 persen sampai 5 persen untuk 2022.
INTP memangkas melihat resesi global akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Resesi global membuat kenaikan adanya kenaikan untuk operasional seperti harga kertas untuk semen kantong, dan peningkatan harga bahan bakar yang menimbulkan kenaikan biaya energi untuk pabrik semen.
“Kami tidak memasang target yang muluk-muluk. Pertumbuhan akan positif di kisaran 1 persen sampai 2 persen,” ujar Antonius kepada Bisnis, Jumat (13/1/2023).
Adapun kebijakan ODOL (Over Dimension & Over-loading) akan menjadi risiko utama bagi Industri Semen. INTP sedang dalam proses untuk melakukan perubahan moda transportasi logistik demi mengatasi kebijakan ODOL.
Lebih lanjut, Antonius mengatakan INTP sudah melakukan penjajakan untuk pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN). Adapun proyek pembangunan IKN akan dilakukan dalam jangka waktu dekat.
Baca Juga
INTP akan memasok produk semen hijau dalam pembangunan proyek IKN. Selain itu, INTP memiliki posisi strategis dalam memasok semen karena memiliki pabrik di Kalimantan.
“Sampai sejauh ini kami sudah berdiskusi dengan pihak pihak terkait sehubungan dengan persiapan saat proyek pembangunannya akan berjalan,” ujar Antonius.
INTP juga akan melakukan ekspansi ke Indonesia Timur dan pasar Ekspor seiring adanya kerjasama dengan PT Semen Bosowa Maros, dan terminal semen lainnya. Selain itu, penggilingan Banyuwangi ditargetkan dapat menembus pasar lebih luas seperti ke Jawa Timur dan Bali.
INTP akan fokus dalam memperluas strategi keberlanjutan, saluran distribusi, dan proses digital maupun otomasi. Selain itu, INTP juga akan mencari peluang sinergi untuk meningkatkan pangsa pasar.
Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III/2022, INTP mencatatkan pendapatan sebesar Rp11,66 triliun. Angka ini tumbuh 9,9 persen dari Rp10,6 triliun secara year-on-year (YoY).
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk INTP anjlok 21,68 persen menjadi Rp946,85 miliar. Pada kuartal III/2021, INTP membukukan laba sebesar Rp1,2 triliun.