Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas diperkirakan melanjutkan penguatan pada perdagangan besok Selasa (10/1/2023) di tengah sentimen pasar yang mengharapkan perlambatan laju kenaikan suku bunga The Fed.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya mengatakan harga emas mengalami kenaikan pada Senin (9/1/2023) dan mendekati level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir setelah data terbaru pasar pekerjaan Amerika Serikat dirilis.
“Tanda-tanda pasar pekerjaan yang mendingin mendorong harapan untuk pembacaan inflasi AS yang lebih landai minggu ini dan akhirnya mengubah retorika hawkish Federal Reserve,” kata Ibrahim, Senin (9/1/203).
Harga emas mengalami lonjakan pada Jumat (6/1/2023) setelah data terbaru Departemen Tenaga Kerja AS memperlihatkan bahwa nonfarm payrolls AS pada Desember 2022 tumbuh pada laju paling lambat dalam setahun terakhir. Data dua bulan sebelumnya juga direvisi lebih rendah, sementara pertumbuhan upah juga mereda.
Ibrahim mengatakan data tersebut mendorong ekspektasi bahwa The Fed akan lebih cepat melunakkan sikap hawkish-nya dari yang diperkirakan. Hal itu turut memicu tekanan pada emas dan aset non-yielding lainnya.
Tahun lalu, kenaikan suku bunga telah menekan harga emas karena memicu biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Meski demikian, emas menjadi salah satu aset yang menarik minat dalam sebulan terakhir.
Baca Juga
“Permintaan safe haven juga kembali menggeliat di tengah kekhawatiran potensi resesi pada 2023,” kata Ibrahim.
Dalam perdagangan pasar Eropa pukul 19.30 WIB, harga emas dunia berada di level di US$1.873,58 per troy ounce. Ibrahim memperkirakan emas akan menguat pada perdagangan Selasa (10/1/2023) di rentang US$1.863,36 per troy ounce sampai US$ US$1.888,70 per troy ounce.