Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Grup Sinarmas (DMAS) Jajaki Kerjasama dengan Investor Asing untuk Bisnis Data Center

Emiten Grup Sinarmas, PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) tengah dalam penjajakan dengan investor asing untuk bisnis data center.
Pintu masuk Kawasan Industri Greenland International Industrial Center, kawasan industri yang dikelola PT Puradelta Lestari Tbk. Sebagian besar saham Puradelta dimiliki oleh Grup Sinarmas./puradelta
Pintu masuk Kawasan Industri Greenland International Industrial Center, kawasan industri yang dikelola PT Puradelta Lestari Tbk. Sebagian besar saham Puradelta dimiliki oleh Grup Sinarmas./puradelta

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Sinarmas, PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) tengah menjajaki kerjasama dengan beberapa investor asing untuk bisnis pusat atau data center.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan DMAS Tondy Suwanto mengatakan DMAS menyediakan area khusus seluas 300 hektare untuk bisnis pusat data. Adapun mengenai investor yang sudah dalam penjajakan Tondy enggan membeberkannya.

“Kami tidak dapat menyebutkan nama karena kami komit terhadap NDA (non disclosure agreement),” ujar Tondy kepada Bisnis, Minggu (8/1/2023).

Sebagaimana diketahui, DMAS sedang mengembangkan zona kawasan industri baru di Greenland International Industrial Center (GIIC) untuk kebutuhan bisnis pusat data. DMAS juga sudah menjalin kerja sama dengan PLN sebagai pemasok energi di kawasan pusat data tersebut.

DMAS tengah melakukan instalasi serat optik dan juga dalam proses untuk konstruksi jalan. Adapun harga jual rata-rata lahan industri khususnya untuk pusat data sekitar Rp3 juta per meter persegi.

Sementara sektor lainnya seperti residensial sekitar Rp5 juta sampai Rp6 juta per meter persegi, dan lahan komersial sekitar Rp7 juta hingga Rp8,5 juta per meter persegi.

Adapun DMAS sejauh ini hanya akan menyediakan lahan dan infrastruktur untuk bisnis pusat data. Namun, DMAS masih membuka peluang untuk memperoleh keuntungan lebih dari bisnis ini.

Selain itu, DMAS masih memiliki persediaan lahan industri sekitar 500 hektare untuk lima sampai enam tahun ke depan. Berkaca dari laporan keuangan per 30 September 2022, DMAS memiliki tanah yang belum dikembangkan senilai Rp2,13 triliun.

Penjualan lahan industri pusat data juga membuat laba bersih kuartal III/2022 moncer. Pendapatan usaha dari segmen industri menyumbang kontribusi terbesar terhadap pendapatan usaha, yaitu sebesar Rp1,03 triliun atau sekitar 82,1 persen dari total pendapatan usaha.

Disamping pendapatan dari segmen industri, segmen komersial memberikan kontribusi pendapatan usaha sebesar Rp176 miliar, atau 14 persen dari total pendapatan usaha. Adapun, kontribusi dari pendapatan usaha segmen hunian, hotel, dan rental masing-masing adalah 2,6 persen, 0,6 persen, dan 0,6 persen.

DMAS ini mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,26 triliun pada kuartal III/2022. Angka ini turun 3,9 persen dibandingkan dengan kuartal III/2021 sebesar Rp1,31 triliun.

Laba bersih DMAS meningkat sebesar 20,9 persen menjadi Rp767,58 miliar pada kuartal III/2022. Angka ini naik dari Rp634,64 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper