Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Semen Naik, Emiten Koleksi Lo Kheng Hong Alami Pembengkakan Biaya

Harga semen dan beton dalam setahun naik, emiten koleksi Lo Kheng Hong PT Intiland Development Tbk. (DILD) mengalami pembengkakan pada pos pembayaran pemasok.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Intiland Development Tbk. di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Intiland Development Tbk. di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Harga bahan baku dalam setahun naik, emiten koleksi Lo Kheng Hong PT Intiland Development Tbk. (DILD) mengalami pembengkakan pada pos pembayaran pemasok menjadi Rp1,28 triliun.

Pada Desember 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya kenaikan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) untuk kelompok bangunan atau konstruksi 0,37 persen secara month-to-month. Secara tahunan, kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal mengalami kenaikan 4,28 persen.

Adapun semen mengalami kenaikan 8,52 persen dan aspal naik 15,37 persen. Sementara itu, harga besi beton turun 3,85 persen, dan baja turun 6,30 persen.

Peningkatan harga bahan baku selama setahun itu ikut mendorong DILD mengeluarkan biaya yang lebih besar. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2022, perseroan menghabiskan dana Rp1,28 triliun dalam sembilan bulan untuk membayar pemasok. Jumlah itu meningkat 83,30 persen dari posisi tahun sebelumnya Rp701 miliar.

Besarnya pengeluaran itu membuat perseroan untuk melakukan pertimbangan dalam menetapkan harga produk. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah harga bahan material, dan daya beli masyarakat.

Corporate Secretary DILD Theresia Rustandi mengatakan Intiland sedang bersama-sama mencari jalan keluar supaya industri tetap bergerak dan supaya proyek tetap bergerak. Pasalnya, industri properti masih terkena dampak pandemi Covid-19. Adapun insentif seperti Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) telah meringankan pemain sektor properti.

Theresia menyebut stimulus dari sisi pendanaan maupun perpajakan dapat mendongkrak kinerja sektor properti. Adapun PPN DTP dinilai telah mendongkrak daya beli masyarakat. “[Daya beli] ini perlu diantisipasi sebetulnya bagaimana caranya supaya jangan sampai industri properti melambat lagi karena industri properti banyak mendorong industri lainnya,” ujar Theresia.

Selain itu, DILD memiliki rencana penjualan lahan yang belum akan dikembangkan dalam jangka waktu 5 tahun di Jakarta dan Surabaya. Theresia mengatakan perseroan masih terbuka untuk rencana penjualan, opsi kerjasama, dan pengembangan lahan.

Menilik laporan keuangan per 30 September 2022, nilai lahan yang sedang dikembangkan di Jakarta mencapai Rp1,73 triliun dan Surabaya senilai Rp1,29 triliun. Sementara itu, persediaan DILD mencapai Rp2,08 triliun pada kuartal III/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper