Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Melambung, Ada Sinyal Laju Suku Bunga The Fed Melambat

Selama pekan ini, harga emas berjangka terangkat 2,40 persen, naik untuk keenam kalinya dalam tujuh minggu.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global menguat tajam pada akhir perdagangan Jumat (6/1/2023) waktu setempat, berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya. Lonjakan terjadi setelah pertumbuhan pekerjaan AS yang lebih kecil memberi sinyal bahwa suku bunga The Fed dapat melambat

Melansir Antara, Sabtu (7/1/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$29,10 atau 1,58 persen menjadi ditutup pada US$1.869,70 per ounce, setelah mencapai puncak sesi di US$1.874,80, merupakan level tertinggi sejak 17 Juni 2022.

Selama pekan ini, harga emas berjangka terangkat 2,40 persen, naik untuk keenam kalinya dalam tujuh minggu.

Sebelumnya emas berjangka sempat anjlok US$18,40 atau 0,99 persen menjadi US$1.840,60 pada Kamis (5/1/2022), setelah bertambah US$12,90 atau 0,70 persen menjadi US$1.859,00 pada Rabu (4/1/2023), dan terangkat US$19,9 atau 1,09 persen menjadi US$1.846,10 pada Selasa (3/1/2024).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (6/1/2022) bahwa Amerika Serikat menambah 223.000 pekerjaan pada Desember, peningkatan terkecil dalam dua tahun tetapi lebih baik dari perkiraan peningkatan 200.000 oleh para ekonom. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen dari 3,6 persen, sementara gaji per jam naik 0,3 persen.

Para analis pasar berpendapat bahwa data ketenagakerjaan positif, tetapi tidak cukup kuat untuk mendorong Federal Reserve menjadi lebih agresif dalam pengetatan kebijakan moneternya.

"Laporan data penggajian non-pertanian mendukung gagasan bahwa Fed hampir selesai menaikkan suku bunga,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.

Data ekonomi yang dirilis Jumat juga mendukung emas. Indeks jasa-jasa Institute for Supply Management (ISM) tercatat di 49,6 persen, turun 6,9 poin persentase dari pembacaan November 56,5 persen.

"Pembacaan yang lebih lemah untuk indeks jasa-jasa ISM AS pada Desember juga mengonfirmasi bahwa ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut karena sektor jasa menyusut, yang seharusnya mendukung kasus untuk memegang emas,” tambah Moya.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pesanan pabrik AS turun 1,8 persen pada November setelah naik 0,4 persen pada Oktober. Penurunan tersebut lebih besar dari perkiraan para ekonom turun 0,8 persen.

Dalam sebuah panel yang disponsori oleh National Association of Business Economics di New Orleans pada Jumat (6/1/2023), Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan Federal Reserve perlu menaikkan suku bunga acuan di atas 5,0 persen tahun ini, tetapi seharusnya tidak perlu menaikkannya lebih jauh.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 55,8 sen atau 2,38 persen, menjadi menetap pada US$23,982 per oounce. Platinum untuk pengiriman April bertambah US$34,7 atau 3,24 persen, menjadi ditutup pada US$1.104,30 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper