Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS melemah tajam dalam lebih dari tiga minggu lantaran data ekonomi AS mendorong beberapa investor bertaruh pada kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih lambat ke depan.
Mengutip Bloomberg, Sabtu (7/1/2023), indeks Bloomberg Dollar Spot melemah 1,1 persen pada perdagangan Jumat, penurunan terbesar sejak pertengahan Desember 2022, setelah data menunjukkan pertumbuhan upah yang lebih lambat dari perkiraan dan kelemahan dalam ukuran layanan utama AS.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan angka nonfarm payrolls (NFP) meningkat 223.000 pada Desember 2022, lebih rendah dari November 2022 yang mencapai 256.000.
Penghasilan rata-rata per jam naik 0,3 persen dari bulan sebelumnya dan 4,6 persen dari Desember 2021 (year-on-year), lebih lambat dari bulan sebelumnya.
Indikator ekonomi mendorong beberapa pedagang mengurangi ekspektasi mereka untuk laju kenaikan suku bunga Fed ke depan. Sementara itu, investor di Wall Street kurang yakin, terutama setelah pejabat bank sentral menekankan perlunya memerangi inflasi.
Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan dia akan ‘nyaman’ dengan kenaikan suku bunga 25 atau 50 basis poin saat ini.
Baca Juga
Pada bagian lain, Presiden Bank Federal Reserve Kansas City Esther George mengatakan para pejabat memiliki jalan yang sulit ke depan dalam menentukan kebijakan karena mereka mencoba untuk menyeimbangkan inflasi dan lapangan kerja.
Investor sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke angka inflasi minggu depan dan serangkaian pembicaraan dari pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, untuk petunjuk tentang jalur kebijakan moneter.