Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah Terimbas Pengumuman Risalah The Fed yang Gagal Kejutkan Pasar

Dolar AS turun 0,47 persen ke level 104,22, pada penutupan perdagangan Rabu (04/01/2023) terimbas pengumuman risalah rapat The Fed yang gagal kejutkan pasar.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang dolar AS. Bisnis - Himawan L Nugraha.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang dolar AS. Bisnis - Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, JAKARTA — Dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (04/01/2023), setelah risalah dari pertemuan Federal Reserve Desember tidak memberikan kejutan atau informasi baru tentang ukuran kenaikan suku bunga di bulan Februari 2023 nanti.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan Desember 2022 yang lalu, dan pejabat Fed sepakat bahwa laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat akan memungkinkan mereka untuk terus meningkatkan biaya kredit guna mengendalikan inflasi secara bertahap yang dimaksudkan untuk membatasi risiko pertumbuhan ekonomi.

Risalah tersebut juga menjelaskan bahwa keputusan untuk menaikkan suku bunga yang lebih kecil tidak boleh ditafsirkan oleh investor atau masyarakat luas sebagai pelemahan komitmen bank sentral untuk membawa inflasi kembali ke target 2,0 persen.

“Menurut saya risalah tersebut tidak menawarkan informasi baru yang signifikan,” kata Brian Daingerfield, kepala strategi valas G10 di NatWest Markets di Stamford, Connecticut sebagimana dikutip Antara, Kamis (05/01/2023).

Prospek hawkish The Fed ditangkap oleh revisi yang lebih tinggi dalam ekspektasi rata-rata suku bunga untuk 2023 pada pertemuan Desember dan "tercermin dengan baik dalam konferensi pers dan prakiraan serta pernyataan pada saat itu," katanya.

Risalah juga tidak banyak mengubah ekspektasi untuk pertemuan Februari. Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan kemungkinan 67 persen bahwa bank sentral AS akan terus memperlambat laju kenaikan suku bunga pada Februari menjadi 25 basis poin. Kenaikan 50 basis poin pada Desember mengikuti empat kenaikan 75 basis poin berturut-turut.

“Tidak ada petunjuk jelas yang akan saya katakan bahwa Fed condong ke arah pelambatan lebih lanjut atau condong ke arah mempertahankan basis baru pergerakan 50 basis poin yang mereka lakukan pada Desember. Saya pikir itulah alasan utama mengapa kami belum melihat reaksi yang besar,” kata Daingerfield.

Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya terakhir turun 0,47 persen ke level 104,22, pada penutupan perdagangan Rabu (04/01/2023) setelah mencapai keniakan tertinggi dalam dua minggu terakhir ke level 104,86 pada perdagngan Selasa (03/01/2023).

Pasar pekerjaan yang masih solid dipandang memberi ruang bagi Fed untuk melanjutkan kenaikan suku bunga ketika berjuang untuk menurunkan tekanan harga-harga.

Laporan ketenagakerjaan Desember yang akan dirilis pada Jumat (6/1/2023) adalah fokus ekonomi utama AS minggu ini dan diperkirakan akan menunjukkan bahwa pemberi kerja menambahkan 200.000 pekerjaan di bulan tersebut, sementara penghasilan per jam rata-rata diperkirakan telah meningkat 0,4 persen di Desember untuk peningkatan tahunan sebesar 5,0 persen.

Data pada Rabu (4/1/2022) menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan AS turun kurang dari yang diharapkan pada November karena pasar tenaga kerja tetap ketat.

Ada juga berita menggembirakan dalam pertarungan inflasi, dengan survei dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan ukuran harga yang dibayarkan oleh produsen untuk input turun pada Desember ke level terendah sejak Februari 2016, mengabaikan penurunan di awal pandemi COVID -19.

Optimisme untuk stimulus lebih lanjut di China karena dibuka kembali dari penutupan COVID-19 meningkatkan sentimen risiko pada Rabu (4/1/2023) pagi, mengurangi permintaan dolar AS.

Mata uang Australia juga melonjak 1,66 persen menjadi 0,6839 dolar AS setelah perencana negara China mengizinkan tiga utilitas yang didukung pemerintah pusat dan pembuat baja utamanya untuk melanjutkan impor batu bara dari Australia, langkah pertama sejak Beijing memberlakukan larangan tidak resmi perdagangan batu bara dengan Canberra pada 2020.

Euro naik di tengah optimisme bahwa inflasi mungkin telah mencapai puncaknya di wilayah tersebut setelah data menunjukkan bahwa tekanan harga konsumen Prancis berkurang lebih dari yang diperkirakan pada Desember. Itu meningkatkan harapan bahwa Bank Sentral Eropa dapat mengadopsi kebijakan yang tidak terlalu hawkish, yang pada gilirannya akan mendukung ekonomi lebih kuat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper