Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Rilis Obligasi Global Perdana 2023 Rp46,8 Triliun

Pemerintah merilis obligasi global perdana senilai US$3 miliar atau setara Rp46,83 triliun, perdana di tahun 2023.
Pemerintah merilis obligasi global perdana senilai US$3 miliar atau setara Rp46,83 triliun, perdana di tahun 2023.
Pemerintah merilis obligasi global perdana senilai US$3 miliar atau setara Rp46,83 triliun, perdana di tahun 2023.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah telah menerbitkan obligasi berdenominasi valuta asing atau global bond senilai US$3 miliar. Dengan estimasi kurs Jisdor hari ini Rp15.610 per dolar AS, nilai surat utang tersebut setara Rp46,83 triliun.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan pemerintah menerbitkan 3 seri surat utang negara (SUN) global bond berdenominasi dolar AS bertenor 5, 10 dan 30 tahun dengan format SEC-Registered Shelf Take-Down pada hari ini, Kamis (5/1/2023).

"Ketiga seri ini sekaligus menjadi penerbitan global bond perdana Indonesia di tahun 2023," jelas Deni dikutip dari keterangan resminya, Kamis (5/1/2023).

Deni memaparkan transaksi ini mencerminkan optimisme pemerintah masuk di pasar global sebagai emerging countries pertama di Asia yang menerbitkan global bond pada tahun 2023. Hal ini juga menandakan keberhasilan pemerintah menerbitkan global bonds dengan format SEC untuk ketiga belas kalinya sejak tahun 2018.

Seri pertama yang ditawarkan pemerintah, RI0128A memiliki tenor 5 tahun dan akan jatuh tempo pada 11 Januari 2028. RI0128A diterbitkan senilai US$1 miliar dengan kupon 4,55 persen dan imbal hasil (yield) 4,8 persen.

Pricing untuk seri ini dilakukan pada 5 Januari 2023, dan tanggal setelmen pada 11 Januari 2023. RI0128A diterbitkan dengan price 98,900 persen dan par call selama 1 bulan.

Selanjutnya, seri RI0133 memiliki tenor 10 tahun dan diterbitkan sebanyak US$1,25 miliar. RI0133 akan jatuh tempo pada 11 Januari 2033, dan memiliki kupon 4,85 persen dengan yield 5,1 persen.

Tanggal pricing dilakukan pada 5 Januari 2023, dan tanggal setelmen pada 11 Januari 2023. RI0133 diterbitkan dengan price sebesar 98,061 persen dan par call selama 3 bulan.

Kemudian, seri RI0153 memiliki tenor 30 tahun dan diterbitkan sebanyak US$750 juta. RI0153 akan jatuh tempo pada 11 Januari 2053, dan memiliki kupon 5,65 persen dengan yield 5,75 persen.

Tanggal pricing dilakukan pada 5 Januari 2023, dan tanggal setelmen pada 11 Januari 2023. RI0153 diterbitkan dengan price sebesar 98,578 persen dan par call selama 6 bulan.

Deni mengatakan sambutan investor global sangat positif pada penerbitan kali ini. Hal ini terbukti dari total orderbook sepanjang proses bookbuilding yang sempat mencapai US$17 miliar.

Kemudian, ketika penetapan final price guidance dengan tujuan untuk menekan biaya penerbitan, total orderbook tersebut bergerak ke level US$14,4 miliar atau 4,82 kali dari total yang dimenangkan.

"Angka tersebut merupakan bid to cover ratio tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Orderbook ini menunjukan minat investor yang sangat besar dan berasal dari beragam investor yang berkualitas," jelasnya.

Pemerintah juga berhasil menekan harga di ketiga tranche penerbitan yaitu untuk tenor 5 tahun sebesar 4,80 persen atau turun 35 basis poin (bps) dari Initial Price Guidance (IPG) 5,15 persen area, tenor 10 tahun sebesar 5,10 persen atau turun 40 bps dari IPG 5,50 persen area, dan untuk tenor 30 tahun sebesar 5,75 persen atau turun 40 bps dari IPG 6,15 persen area.

Deni melanjutkan, price tightening yang dicapai kali ini lebih baik dibandingkan transaksi global bond pada bulan September 2022 untuk tenor 10 dan 30 tahun dengan mendapatkan new issue conssesion terendah diantara transaksi penerbitan lainnya di global market pada hari yang sama.

Keberhasilan pemerintah dalam penerbitan kali ini tidak lepas dari kepercayaan investor global terhadap credit profile Indonesia yang semakin baik.

Adapun, hasil penerbitan global bond ini akan digunakan untuk tujuan pembiayaan APBN secara umum. Ketiga seri SUN yang diterbitkan pada transaksi kali ini diperkirakan akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.

Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BofA Securities, DBS Bank Ltd, HSBC, Mandiri Sekuritas dan Standard Chartered Bank sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper