Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menargetkan dapat memulai pembangunan smelter alluminium di Kalimantan Utara tahun ini dan dapat selesai dalam waktu 2 tahun atau pada 2025.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan Adaro berharap dapat segera merealisasikan investasi dan memulai konstruksi smelter Aluminium di akhir tahun ini.
"Proses konstruksinya diperkirakan memakan waktu 24 bulan," kata Nadira kepada Bisnis, dikutip Kamis (5/1/2023).
Dia menjelaskan ADRO melalui anak usaha PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mengembangkan smelter aluminium melalui anak perusahaan PT Adaro Indo Aluminium. Adaro melakukan proses pengembangan smelter aluminium di kawasan industri PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), Kalimantan Utara.
Nilai investasi keseluruhan dari pembangunan smelter ini, termasuk pembangkit listrik mencapai US$2 miliar di tahap pertama, yang berkapasitas 500.000 ton per tahun.
"Saat ini, kami dalam proses perencanaan yang lebih detail untuk mengembangkan smelter aluminum. Salah satunya kami berupaya menggandeng mitra kerja dari luar negeri yang sudah memiliki rekam jejak, pengalaman, teknologi terkini, dan pengetahuan secara menyeluruh di industri aluminium," ujar dia.
Baca Juga
Nadira melanjutkan aluminium merupakan bahan baku baterai, yang merupakan komponen utama mobil Listrik. Dengan berinvestasi di smelter aluminium, ADRO berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina, serta meningkatkan penerimaan pajak negara.
Sebelumnya, mayoritas analis dalam konsensus Bloomberg masih menyematkan pandangan positif. Sebanyak 27 dari 34 analis atau 79,4 persen memberi rekomendasi beli untuk saham ADRO.
Adapun, target harga rata-rata saham ADRO untuk 12 bulan ke depan adalah Rp4.438,38. Dengan demikian, potensi return yang bisa diperoleh investor jika mengakumulasi saham ADRO saat ini adalah 34,5 persen.
ADRO yang dinakhodai konglomerat Garibaldi Thohir telah menetapkan kurs konversi pembagian dividen interim tahun buku 2022 yang mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia 3 Januari 2023 sebesar Rp15.572 per dolar AS. Dengan demikian, jumlah keseluruhan dividen tunai interim yang akan dibagikan perseroan dalam mata uang rupiah adalah sebesar Rp7.786.152.531.360 (Rp7,78 triliun) untuk 30.985.962.000 (30,98 miliar) lembar saham.
“Dividen per saham setara Rp251,28," jelas manajemen ADRO.
Cum dividen sendiri merupakan tanggal terakhir investor yang berhak atas dividen. Jika membeli saham ADRO lewat tanggal tersebut, maka pemegang saham baru tidak berhak atas dividen.
Manajemen ADRO dalam keterangan resminya mengatakan nilai dividen interim ini lebih tinggi 67 persen dari dividen interim tahun 2021 senilai US$300 juta dan merupakan dividen interim tertinggi yang pernah diberikan perseroan.