Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Batu Bara Hary Tanoe (IATA) Catat Laba Melambung 100 Persen

Laba bersih MNC Energy Investments (IATA) naik 100,1 persen secara tahunan dari US$22,9 juta pada November 2021 menjadi US$45,8 juta pada November 2022.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Bisnis/Himawan L Nugraha
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara milik Hary Tanoesoedibo PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) mengalami kenaikan pendapatan dan laba bersih ratusan persen selama periode Januari-November 2022.

IATA mengantongi pendapatan sebesar US$166,6 juta hingga November 2022, melonjak 130,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari US$72,4 juta tahun lalu.

EBITDA IATA hingga November 2022 tumbuh positif 127,6 persen mencapai US$66,3 juta, dari US$9,1 juta pada periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut menjadikan laba bersih IATA naik 100,1 persen secara tahunan dari US$22,9 juta pada November 2021 menjadi US$45,8 juta pada November 2022.

Head of Investor Relations IATA Natassha Yunita mengatakan, pertumbuhan laba dan pendapatan IATA tidak lepas dari langkah manajemen menajamkan fokus investasi di sektor energi.

“Perseroan masih akan terus menggenjot produksi, memanfaatkan momentum tingginya permintaan dan harga batu bara di pasar internasional,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (4/1/2022).

Untuk proyeksi tahun 2023, kata Natassha, produksi batu bara IATA ditargetkan melebihi 7 juta MT. Angka tersebut akan terus meningkat seiring bertambahnya IUP yang beroperasi dan kemampuan IATA untuk mendapatkan kontrak pembelian batu bara.

Saat ini, IATA memiliki cadangan batu bara sebanyak 332 juta MT dari 20 persen keseluruhan area penambangan seluas 72.478 Ha. Tidak berhenti di situ, Perseroan aktif mengeksplorasi 59.035 ha area yang diyakini memiliki cadangan terbukti hingga 600 juta MT untuk semua IUP.

Adapun dari sisi neraca, total aset IATA meningkat 107,4 persen dari US$99,9 juta pada akhir 2021 menjadi US$207,2 juta hingga November 2022. Total ekuitas pada 11 bulan 2022 juga tercatat positif sebesar US$89,0 juta setelah sempat negatif efek konsolidasi akusisi PT Bhakti Coal Resources (BCR) ke dalam laporan keuangan konsolidasian IATA.

Setelah IATA menyelesaikan proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada November 2022, akuisisi telah dibayarkan lunas sehingga ekuitas menjadi positif dan PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) resmi mengantongi 44,1 persen saham IATA.

Saham IATA terapresiasi 5,80 persen atau 8 poin ke Rp146 pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini, Rabu (4/1/2022), Sepanjang perdagangan, saham IATA bergerak di rentang 139-158, dengan kapitalisasi pasar Rp3,68 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper