Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia berencana menambah anggota bursa untuk memperkuat transaksi saham syariah.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menjelaskan saat ini pihaknya tengah menjajaki kemungkinan penambahan anggota bursa untuk Shariah Online Trading System (SOTS). Sebagai informasi SOTS adalah sistem transaksi saham syariah secara online yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
BEI, lanjutnya, menargetkan ada 2 hingga 3 anggota bursa baru untuk SOTS. Menurutnya peluang untuk transaksi saham syariah masih terbuka lebar di Indonesia.
“Peluang pertumbuhan pasar saham syariah tentu sangat besar. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut Bursa akan mengajak lebih banyak Anggota Bursa [AB] sebagai AB SOTS, yang saat ini hanya ada 17 AB,” katanya Senin (2/1/2023).
Jeffrey mengatakan Bursa juga akan berkoordinasi dengan para stakeholder pasar modal syariah agar proses pembukaan rekening efek syariah akan lebih mudah dengan dukungan teknologi. Selain itu, operator pasar modal itu memiliki rencana untuk meluncurkan indeks terkait syariah.
“Untuk indeks harapannya tahun ini bisa diluncurkan,” katanya.
Baca Juga
Sebagai informasi, Indonesia Sharia Stock Index mencatatkan pertumbuhan kinerja 15 persen. Jumlah itu jauh lebih tinggi dari IHSG 4,09 persen dan LQ45 0,62 persen.
Sampai akhir perdagangan 29 Desember 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 4,09 persen sejak awal tahun. Pertumbuhan ini lebih rendah daripada 2021 ketika indeks komposit melesat 10,08 persen secara year to date (ytd).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi berpandangan IHSG menunjukkan performa yang cukup positif di tengah ketidakpastian perekonomian global. IHSG sendiri menjadi salah satu indeks dengan kenaikan tertinggi di Asia Tenggara.
“Kita hanya sedikit lebih rendah daripada Singapura pertumbuhannya. Kita lihat dalam setahun terakhir ada kalanya kita berada di atas Singapura,” kata Inarno dalam konferensi pers akhir tahun BEI, Kamis (29/12/2022).
Dia berpandangan kinerja pasar modal pada 2023 bakal melanjutkan perbaikan. Hal ini setidaknya terlihat dari minat perusahaan untuk menggalang dana melalui initial public offering (IPO) pada tahun depan yang masih tinggi.
Meski tidak memperinci secara gamblang potensi nilai emisi dari IPO 2023, Inarno mengatakan terdapat beberapa perusahaan dalam antrean atau pipeline yang akan menggalang dana dalam jumlah besar.
“Kalau dilihat perkembangan 2022, 2023 cukup baik. Di pipeline masih banyak perusahaan yang berminat untuk go public. Ada beberapa dengan emisi besar di pipeline kita,” ungkap Inarno.