Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan telah ada dua anak usaha BUMN yang memulai pembicaraan untuk proses penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Kabar ini disampaikan oleh Deputi Komisioner OJK Yunita Linda Sari ketika ditemui di sela-sela pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada Senin (2/1/2023). Meski demikian, Yunita belum bisa memperinci identitas kedua perusahaan pelat merah tersebut.
“Ada rencana di 2023 memproses. Sejauh ini dua perusahaan BUMN memulai pendekatan, tetapi belum tahu tergantung dengan kondisi dan kebutuhan. Namun yang pasti ada dua yang berbicara dengan kami,” kata Yunita.
Dia juga menambahkan adanya indikasi tambahan BUMN yang berencana melantai di Bursa. Dia mengharapkan proses pencatatan saham tersebut dapat berlanjut karena animo masyarakat terhadap perusahaan pelat merah cukup tinggi.
“Mudah-mudahan jadi karena IPO BUMN selalu seru. Dari sisi nilai tampaknya nilainya besar. Insyaallah mencapai triliunan nilainya. Namun ada faktor pasar apakah bisa diserap atau tidak, semoga bisa,” tambahnya.
Kementerian BUMN pada awal Desember 2022 mengungkapkan terdapat 4 anak usaha BUMN yang bakal melaksanakan IPO pada 2023.
Baca Juga
Wakil Menteri I BUMN Pahala N. Mansury menerangkan keempat anak usaha BUMN yang akan IPO dari portofolio BUMN yang dipegangnya yakni PT Pertamina Geothermal Energy, PT Pertamina Hulu Energi, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan Palm Co.
Dia menerangkan IPO ini merupakan upaya pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan dan energi di Indonesia. Ketahanan energi akan diupayakan melalui IPO PGE dan PHE, sementara ketahanan pangan diwakili oleh Pupuk Kaltim dan Palm Co.
Adapun porsi saham yang akan dilepas ke publik sejauh ini masih dibahas, tetapi bakal berkisar di 10-30 persen dengan pemerintah Indonesia tetap sebagai pemegang saham mayoritas.