Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada Jebakan Saham IPO di Bursa Efek Indonesia, Ini Tipsnya

Investor diharapkan waspada terhadap IPO trap di Bursa Efek Indonesia.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa emiten yang baru melakukan initial public offering (IPO) terpantau mengalami penurunan saham hingga 50 persen. Investor diharapkan waspada terhadap IPO trap di Bursa Efek Indonesia.

Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Jokowi dalam sambutannya menyebutkan kapitalisasi pasar yang tumbuh sebesar 15 persen bukan merupakan angka yang kecil ditengaj turbulensi ekonomi global. Ia juga menambahkan jika tahun 2023 merupakan tahun ujian tidak hanya bagi ekonomi global tapi juga begi ekonomi Indonesia.

“Saya senang mendapatkan informasi dari ketua OJK dan Menteri Keuangan bahwa investor di bursa kita saat ini, 55 persen merupakan anak muda berusia 30 tahun ke bawah dan 70 perse dibawah usia 40 tahun,” katanya dalam sambutan pembukaan perdagangan BEI, Senin (2/1/2022).

Pekan lalu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkatkan pengawasan dan perlindungan para investor agar kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia semakin meningkat.

“Pihak regulator dan pengawas pasar modal baik OJK maupun BEI agar lebih meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi investor sehingga kepercayaan investor akan semakin tinggi terhadap pasar modal indonesia,” ujar Ma’ruf dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, Jumat (30/12/2022).

Mengacu pada pesan kedua petinggi itu, terbersit harapan dan permintaan agar pertumbuhan investor yang signifikan bisa tetap dijaga. Akan tetapi, bila melihat dari jumlah saham yang melakukan IPO pada 2022 banyak yang mengalami penurunan harga saham hingga lebih dari 50 persen.

Dari 59 emiten yang telah tercatat ada 35 saham harganya meningkat sejak pertama kali melantai. Akan tetapi 24 saham lainnya kini dilego di bawah harga IPO. Bahkan 10 emiten diantaranya telah mengalami pelemahan hingga lebih dari 50 persen.

Untuk menghindari risiko capital loss dari investasi di saham pendatang baru, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan investor perlu melakukan analisis sendiri, baik dari sisi prospek maupun valuasinya.

“Perlu diperhatikan apakah berprospek bagus dan valuasinya juga rendah. Pelajari prospektusnya,” kata Budi.

Budi juga menyarankan agar investor menghindari aksi ikut-ikutan dan menghindari perusahaan yang masih membukukan rugi.

“Kalau bisa hindari pula yang menawarkan jumlah saham yang sangat banyak dan yang tidak berencana membagikan dividen hingga beberapa tahun mendatang,” kata Budi.

Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menuturkan investor perlu memperhatikan nilai perolehan dana IPO. Menurutnya, size IPO yang nilainya diatas Rp500 miliar, akan cenderung memiliki peluang kenaikan atau autoreject atas di hari pertama yang lebih terbatas, dibandingkan calon emiten yang size perolehan dana IPO-nya dibawah Rp500 miliar.

"Warning dan hati-hati, jika di tengah jalan dalam proses book building, calon emiten melakukan revisi harga ke bawah, atau revisi jumlah penerbitan saham menjadi lebih sedikit," kata Ike kepada Bisnis, Selasa (27/12/2022).

Dengan revisi tersebut, Ike mengatakan jumlah dana segar yang kemungkinan diraih calon emiten bisa berkurang.

Dia menjelaskan, biasanya pengurangan jumlah lembar saham, ataupun yang menyebabkan nilai dana IPO berkurang, merupakan dampak test market yang kurang baik atau kurang sustain. Dengan demikian, untuk menurunkan risiko undersubcribe, maka sebelum book building selesai, jumlah atau nilai IPO akan dikurangi, menyesuaikan dengan permintaan di pasar agar tetap oversubcribe.

Lebih lanjut, Ike menyarankan investor harus memperhatikan tujuan emiten melakukan IPO untuk menghindari jebakan IPO atau IPO trap. Dia menyarankan investor memperhatikan kinerja dan kondisi industri tersebut.

"Selain itu, adanya nama pemegang saham lama juga turut mempengaruhi persepsi investor," tuturnya.

Daftar Emiten yang melakukan IPO di 2022 dengan penurunan harga saham terdalam

Nama Perusahaan

Tanggal Listing

Nilai IPO

Harga IPO

Harga per 27 Desember 2022

Perubahan

GOTO

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.

11-Apr-22

13,729.56

Rp338

Rp91

-76.55%

OLIV

PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk.

17 Mei 2022

40.00

Rp100

Rp27

-73.00%

NANO

PT Nanotech Indonesia Global Tbk.

10-Mar-22

128.50

Rp100

Rp28

-69.00%

KLIN

PT Klinko Karya Imaji Tbk.

09 Ags 2022

23.00

Rp100

Rp35

-65.00%

AMMS

PT Agung Menjangan Mas Tbk.

04 Ags 2022

24.00

Rp100

Rp43

-60.00%

ASLC

PT Autopedia Sukses Lestari Tbk.

25-Jan-22

652.61

Rp256

Rp121

-50.78%

BAUT

PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk.

28-Jan-22

145.00

Rp100

Rp50

-50.00%

NTBK

PT Nusatama Berkah Tbk.

09-Feb-22

70.00

Rp100

Rp50

-50.00%

WINR

PT Winner Nusantara Jaya Tbk.

25-Apr-22

150.00

Rp100

Rp50

-50.00%

ADCP

PT Adhi Commuter Properti Tbk.

23-Feb-22

228.80

Rp130

Rp67

-49.23%

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper