Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa emiten yang baru melakukan initial public offering (IPO) terpantau mengalami penurunan saham hingga 50 persen. Investor diharapkan waspada terhadap IPO trap di Bursa Efek Indonesia.
Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Jokowi dalam sambutannya menyebutkan kapitalisasi pasar yang tumbuh sebesar 15 persen bukan merupakan angka yang kecil ditengaj turbulensi ekonomi global. Ia juga menambahkan jika tahun 2023 merupakan tahun ujian tidak hanya bagi ekonomi global tapi juga begi ekonomi Indonesia.
“Saya senang mendapatkan informasi dari ketua OJK dan Menteri Keuangan bahwa investor di bursa kita saat ini, 55 persen merupakan anak muda berusia 30 tahun ke bawah dan 70 perse dibawah usia 40 tahun,” katanya dalam sambutan pembukaan perdagangan BEI, Senin (2/1/2022).
Pekan lalu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkatkan pengawasan dan perlindungan para investor agar kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia semakin meningkat.
“Pihak regulator dan pengawas pasar modal baik OJK maupun BEI agar lebih meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi investor sehingga kepercayaan investor akan semakin tinggi terhadap pasar modal indonesia,” ujar Ma’ruf dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, Jumat (30/12/2022).
Mengacu pada pesan kedua petinggi itu, terbersit harapan dan permintaan agar pertumbuhan investor yang signifikan bisa tetap dijaga. Akan tetapi, bila melihat dari jumlah saham yang melakukan IPO pada 2022 banyak yang mengalami penurunan harga saham hingga lebih dari 50 persen.
Baca Juga
Dari 59 emiten yang telah tercatat ada 35 saham harganya meningkat sejak pertama kali melantai. Akan tetapi 24 saham lainnya kini dilego di bawah harga IPO. Bahkan 10 emiten diantaranya telah mengalami pelemahan hingga lebih dari 50 persen.
Untuk menghindari risiko capital loss dari investasi di saham pendatang baru, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan investor perlu melakukan analisis sendiri, baik dari sisi prospek maupun valuasinya.
“Perlu diperhatikan apakah berprospek bagus dan valuasinya juga rendah. Pelajari prospektusnya,” kata Budi.
Budi juga menyarankan agar investor menghindari aksi ikut-ikutan dan menghindari perusahaan yang masih membukukan rugi.
“Kalau bisa hindari pula yang menawarkan jumlah saham yang sangat banyak dan yang tidak berencana membagikan dividen hingga beberapa tahun mendatang,” kata Budi.
Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menuturkan investor perlu memperhatikan nilai perolehan dana IPO. Menurutnya, size IPO yang nilainya diatas Rp500 miliar, akan cenderung memiliki peluang kenaikan atau autoreject atas di hari pertama yang lebih terbatas, dibandingkan calon emiten yang size perolehan dana IPO-nya dibawah Rp500 miliar.
"Warning dan hati-hati, jika di tengah jalan dalam proses book building, calon emiten melakukan revisi harga ke bawah, atau revisi jumlah penerbitan saham menjadi lebih sedikit," kata Ike kepada Bisnis, Selasa (27/12/2022).
Dengan revisi tersebut, Ike mengatakan jumlah dana segar yang kemungkinan diraih calon emiten bisa berkurang.
Dia menjelaskan, biasanya pengurangan jumlah lembar saham, ataupun yang menyebabkan nilai dana IPO berkurang, merupakan dampak test market yang kurang baik atau kurang sustain. Dengan demikian, untuk menurunkan risiko undersubcribe, maka sebelum book building selesai, jumlah atau nilai IPO akan dikurangi, menyesuaikan dengan permintaan di pasar agar tetap oversubcribe.
Lebih lanjut, Ike menyarankan investor harus memperhatikan tujuan emiten melakukan IPO untuk menghindari jebakan IPO atau IPO trap. Dia menyarankan investor memperhatikan kinerja dan kondisi industri tersebut.
"Selain itu, adanya nama pemegang saham lama juga turut mempengaruhi persepsi investor," tuturnya.
Daftar Emiten yang melakukan IPO di 2022 dengan penurunan harga saham terdalam
Nama Perusahaan | Tanggal Listing | Nilai IPO | Harga IPO | Harga per 27 Desember 2022 | Perubahan | |
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. | 11-Apr-22 | 13,729.56 | Rp338 | Rp91 | -76.55% | |
OLIV | PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk. | 17 Mei 2022 | 40.00 | Rp100 | Rp27 | -73.00% |
NANO | PT Nanotech Indonesia Global Tbk. | 10-Mar-22 | 128.50 | Rp100 | Rp28 | -69.00% |
KLIN | PT Klinko Karya Imaji Tbk. | 09 Ags 2022 | 23.00 | Rp100 | Rp35 | -65.00% |
AMMS | PT Agung Menjangan Mas Tbk. | 04 Ags 2022 | 24.00 | Rp100 | Rp43 | -60.00% |
ASLC | PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. | 25-Jan-22 | 652.61 | Rp256 | Rp121 | -50.78% |
BAUT | PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk. | 28-Jan-22 | 145.00 | Rp100 | Rp50 | -50.00% |
NTBK | PT Nusatama Berkah Tbk. | 09-Feb-22 | 70.00 | Rp100 | Rp50 | -50.00% |
WINR | PT Winner Nusantara Jaya Tbk. | 25-Apr-22 | 150.00 | Rp100 | Rp50 | -50.00% |
ADCP | PT Adhi Commuter Properti Tbk. | 23-Feb-22 | 228.80 | Rp130 | Rp67 | -49.23% |