Bisnis.com, JAKARTA — Peringkat Bos Indofood Anthoni Salim dalam daftar orang terkaya di Indonesia mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. Dia terdepak dari posisi tiga besar berdasarkan laporan teranyar Forbes.
Sampai 7 Desember 2022, Anthoni Salim menduduki peringkat kelima dalam daftar orang paling kaya tersebut, turun dari tahun lalu ketika Anthoni Salim berada di peringkat ketiga dengan total kekayaan mencapai US$8,5 miliar.
Di pengujung tahun ini, Forbes melaporkan kekayaan Anthoni Salim turun US$1 miliar menjadi US$7,5 miliar atau sekitar Rp117 triliun (asumsi nilai tukar Rp15.600 per dolar AS).
Meski demikian, Anthoni tercatat masih mengakumulasi pundi-pundi kekayaan dari portofolionya. Salah satu perusahaan dalam gurita bisnis konglomerat tersebut adalah Indomaret, jaringan ritel minimarket terbesar di Indonesia.
Meski tidak berstatus sebagai perusahaan terbuka, kinerja Indomaret bisa dilihat dari laporan perusahaan pengelolanya, PT Indomarco Prismatama, yang dikonsolidasikan dalam PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) selaku induk.
Bos Indofood Anthoni Salim tercatat sebagai investor DNET yang menggenggam 25,30 persen saham perusahaan per 30 November 2022. Dia juga mengendalikan DNET melalui PT Megah Eraraharja yang mengempit 2,85 miliar saham atau 20,13 persen saham DNET.
Baca Juga
Saham DNET tercatat telah melesat 24,26 persen secara year to date (ytd), dari Rp3.280 per lembar pada awal Januari 2022 menjadi Rp4.100 per saham sampai penutupan sesi pertama perdagangan Rabu (28/12/2022).
Jika dikalkulasi, total kepemilikan saham Anthoni Salim di DNET, baik secara pribadi maupun melalui Megah Eraraharja, mencapai 7.361.721.892 (7,36 miliar) lembar saham atau setara 51,90 persen. Dengan mahar Rp3.280 per saham, maka total kekayaan Anthoni melalui kepemilikan sahamnya di DNET mencapai Rp24,14 triliun.
Sampai 30 November 2022, porsi kepemilikan Mega Raharja tercatat telah berkurang sebanyak 918,81 juta lembar sehingga menyisakan 2.854.633.305 (2,85 miliar) lembar saham yang setara 20,13 persen. Namun jumlah saham DNET yang dikempit Anthoni Salim masih sama seperti awal tahun.
Seiring dengan perubahan struktur tersebut, total kepemilikan saham DNET oleh Anthoni Salim di pengujung 2022 menjadi 6.442.911.328 lembar saham atau 45,43 persen. Sekalipun terjadi penurunan, nilai saham DNET yang dimiliki Anthoni mencapai Rp26,41 triliun atau tumbuh 4,53 persen dalam setahun terakhir. Jumlah saham yang berkurang telah dikompensasi oleh kenaikan harga saham DNET.
DNET sendiri menerima kontribusi pendapatan yang besar dari Indomaret. Merek ritel itu menyumbang laba sebesar Rp691,83 miliar per September 2021. Nilai itu meningkat dibandingkan dengan bagian laba per September 2021 yang hanya sebesar Rp302,43 miliar.
Peningkatan bagian laba ini tidak lepas dari pertumbuhan kinerja Indomaret. Sepanjang Januari—September 2022, akumulasi penjualan bersih Indomarco Prismatama mencapai Rp74,34 triliun, naik 12,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp66,36 triliun.
Hal itu membuat laba bersih Indomaret tumbuh signifikan, dari hanya Rp758,31 miliar per September 2021 menjadi Rp1,73 triliun pada akhir kuartal III/2022. Terdapat pertumbuhan laba bersih sebesar 128,37 persen secara tahunan.