Bisnis.com, JAKARTA — Dua konglomerat bos Indomaret dan Alfamart, masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes untuk tahun 2022. Hal itu tak lepas dari pertumbuhan kinerja Indomaret dan Alfamart sepanjang tahun ini.
Kinerja Indomaret bisa dilihat dari laporan perusahaan pengelolanya, PT Indomarco Prismatama, yang dikonsolidasikan dalam PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET). Bos Indofood, Anthoni Salim tercatat sebagai investor DNET yang menggenggam 25,30 persen saham perusahaan per 30 November 2022.
Indomaret merupakan kontributor laba terbesar bagi DNET dengan nilai mencapai Rp691,83 miliar. Nilai itu meningkat dibandingkan dengan bagian laba per September 2021 yang hanya sebesar Rp302,43 miliar.
Peningkatan bagian laba ini tidak lepas dari pertumbuhan kinerja Indomaret. Sepanjang Januari—September 2022, akumulasi penjualan bersih Indomarco Prismatama mencapai Rp74,34 triliun, naik 12,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp66,36 triliun.
Hal itu membuat laba bersih Indomaret tumbuh signifikan, dari hanya Rp758,31 miliar per September 2021 menjadi Rp1,73 triliun pada akhir kuartal III/2022. Terdapat pertumbuhan laba bersih sebesar 128,37 persen secara tahunan.
Di tengah kenaikan kinerja Indomaret, peringkat Anthoni Salim dalam daftar orang terkaya di Indonesia justru turun. Dia kini menduduki peringkat kelima dalam daftar yang disusun Forbes tersebut, turun dari tahun lalu ketika Anthoni Salim berada di peringkat ketiga dengan total kekayaan mencapai US$8,5 miliar.
Baca Juga
Di pengujung tahun ini, Forbes melaporkan kekayaan Anthoni Salim turun US$1 miliar menjadi US$7,5 miliar atau sekitar Rp117 triliun (asumsi nilai tukar Rp15.600 per dolar AS).
Lain halnya dengan Anthoni Salim, bos Alfamart Djoko Susanto justru mendaki ke 10 besar orang terkaya untuk pertama kalinya. Kekayaan Djoko Susanto pada 2022 mencapai US$4,1 miliar atau sekitar Rp63,96 triliun, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu ketika dia menguasai kapital senilai US$1,9 miliar.
“Kekayaan Djoko Susanto naik lebih dari dua kali lipat, didorong oleh ekspansi Alfamart. Dia menempati posisi 10 besar untuk pertama kalinya,” tulis Forbes.
Performa Alfamart bisa diintip melalui laporan perusahaan pengelolanya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT). Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan neto AMRT mencapai Rp72,13 triliun pada per September 2022, naik 14,91 persen dibandingkan dengan Rp63,17 triliun yang diperoleh di Januari—September 2021.
Kenaikan pendapatan AMRT juga diikuti dengan naiknya beban pokok pendapatan menjadi Rp57,32 triliun, dari Rp50,22 triliun pada akhir kuartal III/2022 atau naik 14,14 persen yoy. Meski demikian, perusahaan masih membukukan kenaikan laba kotor sebesar 15,37 persen yoy menjadi Rp14,81 triliun dan laba usaha naik 36,80 persen yoy menjadi Rp2,33 triliun.
Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk AMRT atau laba bersihnya melesat 58,18 persen menjadi Rp1,75 triliun, dari sebelumnya Rp1,10 triliun per September 2021. Alfamart juga telah menambah lebih dari 1.100 gerai baru sampai akhir Oktober 2022.