Bisnis.com, JAKARTA – PT RHB Sekuritas menilai pasar waran terstruktur (WT) semakin luas sehingga merencanakan penerbitan 5 seri setiap bulan pada 2023.
Head of Sales and Marketing RHB Sekuritas Steinly Atmanagara mengatakan hingga akhir tahun pihaknya telah menerbitkan 13 seri WT. Perseroan akan terus fokus menerbitkan seri-seri berikutnya di 2023 nanti.
“Tahun ini hanya 13 seri saja karena sudah akhir tahun dan tidak terkejar untuk penambahan lagi,” katanya kepada Bisnis, Senin (26/12/2022).
Terkait dengan kinerja 13 seri yang sudah terbit, steinly mengaku pihaknya cukup puas dengan penerbitan yang telah dilakukan dimana pasar WT yang semakin luas.
“Pasar WT juga semakin luas, dimana sekarang bukan hanya investor dari RHB saja, tapi nasabah dari sekuritas lain juga turut meramaikan transaksi harian dari WT ini,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Steinly juga mengatakan pihaknya akan menerbitkan seri WT terbaru setiap bulan. Penerbitan tersebut ditargetkan sekitar 3 sampai 5 seri baru. Artinya hingga akhir 2023, aka nada 36 hingga 60 WT seri terbaru dari RHB Sekuritas.
Baca Juga
Sebelumnya RHB juga mengklaim jika penambahan seri akan terus dilakukan dengan melihat animo investor. Seri-seri yang akan diterbitkan juga memiliki kapitalisasi pasar yang besar, likuiditas yang tinggi serta berada dalam IDX30.
“Sejauh ini belum ada perubahan dari BEI, tapi kami sudah request untuk IDX80yang bisa jadi pilihan agar tidak terlalu sempit,” kata Steinly.
Sejauh ini sudah ada 13 seri underlying yang diterbitkan dalam tiga periode seri. Pada September lalu, RHB menerbitkan Waran Terstruktur pertama dengan kode BBRIDRCM3A (BBRI), UNVRDRCM3A (UNVR), dan ADRODRCM3A (ADRO).
Lebih jauh untuk penerbitan kedua RHB Sekuritas menerbitkan WT underlying saham BRPT dengan kode BRPTDRCM3A, HRUM dengan kode HRUMDRCM3A, ICBP dengan kode ICBPDRCM3A, INCO dengan kode INCODRCM3A dan TLKM dengan kode TLKMDRCM3A.
Ketiga yaitu WT dengan underlying saham ANTM, BBCA, BMRI, MDKA, dan PGAS. Kemudian yang terbaru adalah WT dengan underlying saham PT Timah Tbk. (TINS) dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang akan resmi tercatat pada Januari mendatang.