Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Harga Emas Meski Dolar AS Kuat

Harga emas menguat di tengah pelemahan dolar AS, tetapi posisi dolar AS masih tinggi dan berpotensi menekan balik harga emas.
Harga emas menguat di tengah pelemahan dolar AS, tetapi posisi dolar AS masih tinggi dan berpotensi menekan balik harga emas. /Freepik
Harga emas menguat di tengah pelemahan dolar AS, tetapi posisi dolar AS masih tinggi dan berpotensi menekan balik harga emas. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas masih berpotensi bergerak naik meskipun ada tekanan data ekonomi AS yang menguatkan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, Sabtu (24/12/2022), harga emas Comex terpantau naik 0,50 persen atau 8,90 poin ke US$1.804,20 per troy ons. Selanjutnya, harga emas spot naik 0,32 persen atau 5,68 poin ke US$1.798,20 per troy ons.

Indeks dolar AS ditutup terkoreksi 0,11 persen ke level 104,314. Namun, dolar masih naik 9,04 persen sepanjang 2022.

Analis MIFX memaparkan data ekonomi AS yang dirilis lebih baik dari estimasi berpotensi memicu pelemahan harga emas. Peluang beli semala harga di atas US$1.792.

"Emas berpeluang dibeli selama bergerak di atas level support di US$1.792, karena berpotensi bergerak naik membidik resistensi terdekat di US$1.804," imbuh Analis MIFX.

Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level US$1.792, emas berpeluang dijual karena berpotensi turun lebih lanjut menguji support selanjutnya di US$1.784 per troy ons.

Berdasarkan laporan produk domestik bruto kuartal III/2022, pertumbuhan tahunan ekonomi AS direvisi naik menjadi 3,2 persen. Selain itu, klaim pengangguran awal tenaga kerja AS untuk pekan yang berakhir 16 Desember 2022 mencapai 216.000, lebih baik dari perkiraan yang sekitar 222.000.

"Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran lebih sedikit dibanding minggu lalu, ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat, sementara ekonomi rebound lebih cepat pada kuartal ketiga dari perkiraan sebelumnya," jelas Analis MIFX dalam riset, dikutip Sabtu (24/12/2022).

Ketahanan pasar tenaga kerja membuat bank sentral AS tetap pada kampanye pengetatan kebijakan yang agresif, dengan The Fed pekan lalu memproyeksikan setidaknya 75 basis poin tambahan kenaikan biaya pinjaman pada akhir 2023.

The Fed telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 425 basis poin tahun ini dari mendekati nol ke kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen, tertinggi sejak akhir 2007.

Positifnya data AS tersebut juga telah mendukung tingkat imbal hasil obligasi AS melonjak. Imbal hasil 10-tahun AS naik dari 3,64 persen menjadi 3,67 persen sementara imbal hasil 2-tahun AS melonjak dari 4,20 persen menjadi 4,26 persen.

"Pergerakan di pasar obligasi membebani harga emas. Pada saat yang sama, dan hal ini juga telah menekan harga ekuitas di Wall Street untuk melanjutkan penurunan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper