Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebelum Libur Natal IHSG Terkoreksi ke Level 6.800, Sayonara Reli Santa Claus

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,35 persen pada akhir perdagangan, Jumat (23/12/2022).
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,35 persen pada akhir perdagangan, Jumat (23/12/2022).

Indeks komposit terkoreks 23 poin ke posisi 6.800 sehingga menutup akhir pekan ini dalam zona merah. Pada hari ini, nilai transaksi tercatat sebesar Rp7,8 triliun dengan jumlah saham yang beredar mencapai 19,07 miliar. 

Terdapat 216 saham yang mengalami kenaikan, 314 saham yang mengalami pelemahan dan 178 diantaranya ditutup stagnan. Beberapa saham tercatat sebagai top gainers seperti PADA yang naik 34 persen, RUIS 24 persen dan TRIS yang menguat 22 persen.

Di sisi lain, beberapa saham mengalami pelemahan hingga ke batas auto reject bawah (ARB). Diantaranya adalah MTPS yang terkoreksi 6,93 persen, BSBK 6,73 persen dan TAYS yang turun 6,61 persen.

Sebelumnya, Tim Analis Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya menyebutkan secara teknikal terdapat indikasi overbought pada Stochastic RSI. 

“IHSG diperkirakan terkonsolidasi dalam rentang 6.780–6.850 di Jumat (23/12) untuk keluar dari overbought area sebelum melanjutkan minor bullish reversal trend,” tulis Phintraco.

Sementara itu, indeks-indeks Wall Street berbalik melemah semalam, meski sejumlah data ekonomi di AS menunjukan kondisi yang lebih baik. US GDP Growth Rate mencapai 3,2 persen qoq pada kuartal III/2022, lebih tinggi dari perkiraan di 2,9 persen. Adapun US Initial Jobless Claims sebesar 216.000 pada pekan yang berakhir di 17 Desember 2022, lebih rendah dari perkiraan di 222.000.

“Salah satu pemicu aksi jual di Wall Street tersebut adalah kembali menyeruaknya kekhawatiran resesi di 2023, mengingat The Fed kemungkinan masih menaikkan suku bunga acuan, terutama di awal 2023.”

Mayoritas indeks di Eropa lebih dulu ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Dari data ekonomi, Inggris mencatatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2022. UK Growth Rate berada di level 1,9 persen yoy pada kuartal III/2022, turun dari 4 persen di kuartal II/2022. Pertumbuhan tersebut juga lebih rendah dari perkiraan di 2,4 persen yoy.

Di samping pelemahan mayoritas indeks global kemarin, pergerakan IHSG juga pengaruhi perkembangan kasus Covid-19 di China. Terdapat kenaikan kasus setelah pemerintah China melonggarkan restriksi kegiatan dalam sebulan terakhir.

“Pasar masih menimbang dampak terhadap ekonomi China, jika dibandingkan dengan penerapan Zero Covid Policy sebelumnya,” lanjut Phintraco.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper