Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan pertumbuhan emiten sebesar 44,9 persen dalam enam tahun terakhir. Hingga kini sebanyak 825 emiten telah melantai di Bursa. Bursa kedatangan 59 emiten baru dengan jumlah dana yang berhasil diraup sebanyak Rp33,06 triliun sepanjang 2022.
Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia Verdi Ikwan menyebutkan emiten baru pada 2022 mencapai 59 perusahaan dan masih ada 45 calon emiten di pipeline BEI yang akan melakukan pencatatan saham pada 2023.
“Jumlah pencatatan tahun ini merupakan yang terbanyak dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan emiten juga mencapai 44,9 persen dalam enam tahun,” katanya dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal, Rabu (21/12/2022).
Berdasarkan data BEI, pada 2017 hanya ada 37 emiten yang melakukan pencatatan saham di BEI. Begitu juga tahun tahun selanjutnya yaitu 2018 sebanyak 57 emiten, 2019 sebanyak 55 emiten, 2020 sebanyak 51 emiten, 2021 sebanyak 54 emiten dan per 16 Desember 2022 tercatat sebanyak 59 emiten dengan 45 emiten masih mengantri di pipeline.
Verdi menyebutkan BEI selalu aktif melakukan edukasi khususnya bagi perusahaan untuk mendorongnya melakukan pencatatan saham.
“Ada empat sosialisasi BEI untuk calon emiten yaitu one on one meetings, IPO online class, IDXNet-Spe Socialization, dan hearing and mini exposes,” kata Verdi.
Baca Juga
Tahun ini, BEI juga menghadirkan beberapa fasilitas seperti papan ekonomi baru, e-registrasi dan e-IPO, serta mengakomodasi UMKM untuk menjadi perusahaan tercatat melalui papan akselerasi.
“Dengan masuknya emiten baru dan ditambah lagi dengan kenaikan harga, kami optimis kapitalisasi pasar di BEI akan mencapai Rp10.000 triliun, mengingat saat ini kita sudah berada di kisaran kapitalisasi pasar Rp9.300 triliun hingga Rp9.500 triliun,” imbuhnya.