Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Delta Dunia (DOID) Tetapkan Dividen Rp80,43 Miliar, Kurs Rp15.617 per Dolar

Delta Dunia Makmur (DOID) menetapkan besaran dividen Rp80,43 miliar atau Rp10,17 per saham.
Kegiatan pengupasan tanah PT Bukit Makmur Mandiri Utama, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk.(DOID). /deltadunia.com
Kegiatan pengupasan tanah PT Bukit Makmur Mandiri Utama, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk.(DOID). /deltadunia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor tambang PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) menyampaikan membagikan dividen senilai total US$5,15 juta. Dengan kurs Rp15.617 per dolar AS, maka DOID akan mengucurkan dividen Rp80,43 miliar.

Manajemen DOID dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan direksi dan dewan komisaris memutuskan dan menyetujui untuk melakukan pembagian dividen interim tahun buku 2022 yang berasal dari laba bersih periode 9 bulan 2022.

DOID juga memutuskan besaran kurs dividen, yakni Rp15.617 per dolar AS, sesuai kurs tengah Bank Indonesia pada 19 Desember 2022. Oleh karena itu, dalam rupiah, total dividen mencapai Rp80,43 miliar atau setara Rp10,17 per saham.

"Direksi dan komisaris telah memutuskan dan menyetujui untuk melakukan pembagian dividen interim tunai tahun buku 2022 sebesar US$5,15 juta yang berasal dari laba bersih perseroan periode 9 bulan dan akan dibagikan kepada pemegang saham yang berhak," kata manajemen dalam keterangan resmi.

Cum dividen DOID di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 15 Desember 2022, dan ex dividen di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 16 Desember 2022.

Lalu, cum dividen di pasar tunai pada 19 Desember 2022, dengan ex dividen di pasar tunai pada 20 Desember 2022.

Sementara itu, tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen adalah pada 19 Desember 2022. Adapun tanggal pembayaran dividen pada 30 Desember 2022.

Hingga kuartal III/2022, DOID membukukan laba bersih sebesar US$20,58 juta setara Rp313,783 miliar sepanjang kinerja keuangan hingga September 2022.

Melambungnya laba bersih DOID sejalan dengan pendapatan perseroan sebesar US$1,15 miliar atau melambung 92,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat US$596,74 juta. Keseluruhan pendapatan perseroan pada periode ini berasal dari segmen usaha penambangan batu bara dan jasa pertambangan.

Berdasarkan wilayah geografisnya, pendapatan dari dalam negeri berkontribusi sebesar US$884,27 juta atau setara Rp13,48 triliun. Sementara itu, dari Australia tercatat sebesar US$264,92 juta atau setara Rp4,03 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper