Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menilai merger antara Indosat dan Tri Indonesia, yang telah berjalan hampir 1 tahun, membuka peluang bagi perusahaan untuk terus tumbuh.
Penggabungan kedua perusahaan telekomunikasi menciptakan sebuah perusahaan dengan permodalan yang lebih kuat untuk ekspansi ke luar Pulau Jawa.
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan rasionalisasi menara yang dilakukan oleh Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) hingga kuartal II/2023, akan membuka peluang baru bagi Mitratel.
Perusahaan gabungan Indosat-Tri, IOH, memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih agresif untuk ekspansi terutama di luar Pulau Jawa.
Mitratel mendorong implementasi relokasi perangkat sehingga dapat meminimalisasi potensi dampak penurunan penyewa (tenant).
Disamping itu Mitratel juga mendorong kolokasi (colocation) baru pada menara-menara milik Mitratel sehingga makin meningkatkan pertumbuhan kinerja perusahaan.
Baca Juga
“Jadi dengan adanya integrasi jaringan IOH justru membuka peluang baru bagi Mitratel untuk menaikkan kolokasi di menara Mitratel yang kini berjumlah lebih dari 35.000menara,” kata Hendra kepada Bisnis, Senin (19/12/2022).
Dia menuturkan program rasionalisasi jaringan dari IOH sedang berjalan dengan proses negosiasi untuk melakukan efisiensi perangkat yang dimiliki oleh IOH.
Mitratel memiliki keunggulan dengan menawarkan relokasi perangkat milik IOH ke sejumlah menara Mitratel, yang saat ini belum digunakan/disewa oleh IOH, dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Saat ini terdapat sekitar 20.000 menara Mitratel yang berpeluang untuk dipasangkan dengan perangkat IOH.
Menara-menara tersebut selanjutnya, berada di lokasi atraktif dan strategis untuk IOH khususnya di luar Pulau Jawa.
Untuk diketahui, dari 35.051 menara yang dimiliki MTEL pada kuartal III/2022, sebanyak 58 persen atau 20.385 menara Mitratel berada di luar Pulau Jawa.
Pencapaian tersebut menjadikan Mitratel sebagai satu-satunya pemain penyedia menara telekomunikasi yang memiliki infrastruktur menara terbanyak di luar Pulau Jawa.
Lebih rinci, menara Mitratel yang berada di Sumatra bagian utara sebanyak 3.649 menara, Sumatra bagian tengah sebanyak 3.143 menara, Sumatra bagian selatan sebanyak 3.274 menara dan Kalimantan sebanyak 3.303 menara.
Kemudian di Bali dan Nusa Tenggara jumlah menara Mitratel sebanyak 2.404 menara, Sulawesi sebanyak 3.070 menara dan Maluku serta Papua sebanyak 1.542 menara.
Tidak hanya unggul di jumlah menara, layanan yang ditawarkan Mitratel kepada operator seluler juga beragam.
“Dengan keunggulan ini maka potensi penghentian penyewaan di tower Mitratel menjadi sangat minim,” kata Hendra.
Berdasarkan informasi yang beredar, per semester I/2022 jumlah menara MTEL yang terdampak merger IOH sekitar 2.000 menara. Jumlah tersebut merupakan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan pemain menara lain yang terdampak oleh merger IOH.
IOH memiliki kontrak sekitar 7.000 site dengan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), kemudian sekitar 5.000 site dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.
Sebelumnya, Direktur & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison Danny Buldansyah mengatakan hingga Desember 2022, sebagian besar jaringan Indosat-Tri yang tumpang tindih, telah ditata dengan baik dan terintegrasi.
Indosat Ooredoo Hutchison menyampaikan terdapat sekitar 18.000 titik yang menjadi titik persinggungan jaringan milik Tri dan Indosat.
Dengan efisiensi, nantinya hanya ada satu jaringan untuk melayani dua produk di satu titik. Sedangkan, jaringan lainnya akan dipindahkan untuk menjangkau daerah baru atau daerah yang butuh penambahan kapasitas.
“Akan terjadi perluasan jaringan dengan integrasi. [Arah pengembangan] masih digodok lebih dahulu,” kata Danny.