Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Merosot Imbas The Fed Perangi Inflasi di AS

Wall Street merosot tajam pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB karena meningkatnya kekhawatiran bahwa pertempuran Federal Reserve (The Fed) melawan inflasi.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Wall Street merosot tajam pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB karena meningkatnya kekhawatiran bahwa pertempuran Federal Reserve (The Fed) melawan inflasi menggunakan kenaikan suku bunga agresif dapat menyebabkan resesi.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 2,25 persen menjadi 33.202,22 poin. Indeks S&P 500 2,49 persen menjadi 3.895,75 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 3,23 persen menjadi ditutup pada 10.810,53 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa komunikasi dan teknologi anjlok hampir 4,0 persen sebagai kelompok dengan kinerja terburuk di sesi ini.

Bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada Rabu (14/12/2022) seperti yang diperkirakan secara luas, turun dari kenaikan 75 basis poin berturut-turut pada empat pertemuan sebelumnya, tetapi Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan tanda-tanda inflasi baru-baru ini tidak cukup untuk meyakinkan Fed bahwa pertempuran melawan kenaikan harga telah dimenangkan.

The Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga lanjutan di atas 5,0 persen pada 2023, tingkat yang tidak terlihat sejak penurunan ekonomi yang tajam pada 2007.

"Ini bukan hanya apa yang mereka lakukan tetapi apa yang mereka katakan, dan tampaknya mereka masih khawatir tentang inflasi dan ini tidak akan menjadi akhir dari kenaikan suku bunga," kata Melissa Brown, kepala penelitian terapan global di Qontigo di New York dikutip dari Antara.

Investor juga menilai data ekonomi pada Kamis (15/12/2022) yang menunjukkan penurunan penjualan ritel lebih curam dari perkiraan pada November dan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun minggu lalu, menunjukkan pasar tenaga kerja yang ketat. Pasar tenaga kerja perlu melemah untuk membantu meredakan inflasi.

Netflix Inc merosot 8,63 persen setelah media melaporkan bahwa perusahaan akan membiarkan pengiklannya mengambil kembali uang mereka setelah kehilangan target pemirsa.

Nvidia Corp jatuh 4,09 persen setelah HSBC Global Research mulai mengulas saham pembuat chip tersebut dengan menurunkan peringkatnya.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 12,15 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,63 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper