Bisnis.com, JAKARTA – Tercatat setidaknya 4 anak BUMN berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2023 mendatang. Langkah itu dinilai akan menghadapi jalan terjal seiring dengan adanya tekanan resesi global dan aktivitas bisnis yang mengandalkan ekspor juga berpotensi menjadi batu sandungan.
Associate Director BUMN Research Group Lembaga Management Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menerangkan terdapat tantangan nyata ke depan adalah situasi ekonomi yang bergerak menuju resesi.
"Permintaan global akan melemah sehingga tentu akan berdampak pada BUMN orientasi ekspor seperti sektor pertambangan misalnya. Hal ini juga tentu berdampak pada prospek IPO beberapa BUMN akan mengalami jalan terjal," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (13/12/2022).
Selain itu, investor juga dinilainya tidak terlalu melirik pasar modal sebagai tujuan investasi di 2023. Dengan demikian, aksi korporasi baik rights issue maupun initial public offering (IPO) BUMN bakal cukup menantang.
Toto menilai dengan kondisi tersebut, aksi korporasi BUMN perlu memberikan tambahan sweetener atau pemanis untuk memastikan IPO BUMN ini akan menarik bagi investor.
Di sisi lain, restrukturisasi BUMN juga sebagian punya dampak positif, misal kinerja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) yang membaik setelah restrukturisasi cukup radikal. Namun, ada juga kinerja BUMN yang berpotensi memburuk karena beban penugasan yang berlebihan.
Baca Juga
"Misalnya, KAI diperkirakan akan berdarah-darah cukup berat di tahun depan apabila proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung [KCJB] belum mendapatkan solusi optimal dari segi pendanaan," tuturnya.
Apalagi, beberapa bisnis dengan pasar yang baik seperti trayek kereta api Jakarta-Bandung Argo Parahyangan akan dimatikan.
"Jadi dampak restrukturisasi sudah ada yang positif, tetapi ada juga yang masih jalan di tempat. Sebagian juga belum bisa dievaluasi karena durasi yang masih terlalu dini," terangnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri I BUMN Pahala N. Mansury menerangkan keempat anak usaha BUMN yang akan IPO dari portofolio BUMN yang dipegangnya yakni PT Pertamina Geothermal Energy, PT Pertamina Hulu Energi, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan Palm Co.
Dia menerangkan IPO ini merupakan upaya pemerintah mendukung ketahanan pangan dan energi di Indonesia. Dalam pengembangan ketahanan energi melalui IPO PGE dan PHE, sedangkan ketahanan pangan diwakili oleh Pupuk Kaltim dan Palm Co.
"Di ketahanan energi, kami berupaya menurunkan crude minyak mentah, tingkatkan cadangan migas nasional, tingkatkan bauran EBT, sambil mendukung peningkatan kapasitas yang mengurangi emisi karbon juga," jelasnya dalam Rapat Kerja di Komisi VI DPR, Rabu (7/12/2022).
Sementara itu, dari ketahanan pangan, IPO anak usaha BUMN berupaya melanjutkan hilirisasi industri kimia dan peningkatan tingkat ketersediaan pupuk agar menaikan produktivitas pertanian. Selanjutnya, hilirisasi industri sawit, karena masih minimnya CPO produksi minyak goreng BUMN.
"Kami harap hilirisasi industri kelapa sawit termasuk pengembangan industri minyak goreng, serta penambahan kapasitas biosolar melalui produksi [campuran biosolar] POME dan FAME diproduksi Palm Co," tambahnya.