Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melemah pada perdagangan Rabu (14/12/2022) sore, menjelang keputusan kebijakan moneter The Federal Reverse dini hari nanti.
Mengutip data Bloomberg pukul 19.15 WIB, harga emas Spot turun 3,76 poin atau 0,21 persen ke US$1.807,04. Sementara itu, harga emas Comex terpantau turun 0,42 persen atau 7,80 poin ke US$1.817,70 per troy ons.
Tim Analis MIFX menyebutkan sentimen pasar terhadap langkah The Fed kedepannya menjadi fokus pasar sebagai peluang penggerak harga selanjutnya.
The Fed sudah menaikkan suku bunga sebesar 3,50 persen sejak Maret 2022, dan sudah menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 0,75 persen sejak tiga pengumuman terakhir. Kebijakan The Fed tersebut adalah bagian dari upaya The Fed untuk menekan tingkat inflasi yang terus meningkat sejak tahun lalu di AS, terutama sejak perang Rusia - Ukraina.
“Kebijakan ini, selain menopang dolar AS menguat, telah menekan aset-aset lain yang diperdagangkan secara langsung terhadap dolar AS di antaranya logam emas,” papar Tim Analis MIFX dalam riset, Rabu (14/12/2022).
Setelah indikasi turunnya inflasi di AS, The Fed nampak akan menghentikan kebijakan moneter yang agresif pada pertemuan bulan Desember ini, dengan ekspektasi pasar The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,50 persen pada jam 02:00 WIB hari Kamis nanti.
Baca Juga
“Walau begitu, The fed masih diprediksi akan menaikkan tingkat suku bunga acuan di awal tahun 2023, dan akan menjaga tingkat suku bunga tinggi sepanjang 2023, tetapi sentimen naiknya dolar AS nampak sidah terkikis di mata pelaku pasar,” ungkap Tim Analis MIFX.
Berdasarkan laporan Fed Fund Futures, setelah laporan inflasi AS yang turun pada laporan semalam dan sebelumnya laporan Non-Farm yang lebih baik dari ekspektasi di awal bulan Desember, The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 0,50 persen dini hari nanti, dengan ekspektasi hanya menaikkan suku bunga sebesar 0,25 persen pada pertemuan Februari dan Maret 2023 mendatang.
Dengan hilangnya dukungan kebijakan moneter The Fed yang agresif, kenaikan dolar AS akan terkikis dan hanya mungkin menguat terbatas. Namun, menimbang masih akan dinaikkan sebesar 0,50 persen dan masih adanya proyeksi kenaikan suku bunga acuan pada awal 2023, masih dapat menjadi support bagi dolar AS.
“Tetapi, fokus pasar masih kepada pernyataan dan konferensi pers dari gubernur The Fed, Jerome Powell pada jam 02:30 WIB. Jika Powell mengindikasikan kenaikan 0,25 persen pada pertemuan bulan Februari, kenaikan dolar AS akan terbatas. Sedangkan Jika Powell masih memberikan sinyak kenaikan suku bunga sebesar 0,50 persen pada Februari, dapat menopang dolar AS menguat,” tambahnya.
Hal ini dapat mempengaruhi pergerakan harga emas, dengan kebijakan yang lebih pasif dari Powell, mungkin menopang naik harga emas kembali ke level US$1.815-US$1.825.
Sedangkan, jika powell masih mengindikasikan kenaikan suku bunga yang besar, harga emas berpeluang turun menguji support US$1.800, dengan tembus ke bawah level tersebut, masih mungkin menguji kisaran US$1.775 esok hari.