Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) akan melanjutkan ekspansinya ke bisnis energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2023 mendatang. Upaya kolaborasi dengan perusahaan setrum negara menjadi salah satu strategi perusahaan.
Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan ekspansi ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk mendukung proyek net zero carbon 2060 yang dicanangkan pemerintah.
Seiring dengan hal tersebut, PTBA masih akan mengembangkan EBT pada bidang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
“Kami akan terus mengembangkan sektor ini, tetapi untuk sekarang fokusnya masih akan lebih ke PLTS,” ujarnya saat ditemui di acara Bisnis Indonesia TOP BUMN Awards 2022 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (13/12/2022).
Selain itu, PTBA juga akan bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dalam pengembangan sektor ini. Meski demikian, Arsal tidak mengatakan bentuk kerja sama dengan perusahaan setrum pelat merah tersebut secara detail.
Ke depannya, Arsal juga tidak menutup kemungkinan perusahaan akan mengakuisisi pembangkit listrik milik entitas lain. Menurutnya, langkah ini akan dilakukan sesuai dengan kondisi pasar serta kesempatan yang muncul.
Baca Juga
“Untuk akuisisi masih akan kami lihat dulu,” tambahnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PTBA membukukan pendapatan Rp31,07 triliun per kuartal III/2022. Nilai tersebut melonjak 60,31 persen secara year-on-year (YoY) dari sebelumnya Rp19,38 triliun.
Seiring dengan hal tersebut, PTBA mencetak laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp10 triliun. Laba bersih tersebut melonjak 109,75 persen yoy dari sebelumnya Rp4,76 triliun.
Sebelumnya, PTBA juga telah menggandeng perusahaan energi asal China, China Huadian Corporation (CHD) untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di China Selatan dan energi baru terbarukan (EBT) lainnya di sejumlah wilayah Indonesia.
Adapun dalam rencana jangka panjang, PTBA fokus menjadi perusahaan berbasis bisnis energi pada tahun 2026 dengan target pendapatan dari sektor energi sebesar 50 persen dan bisnis batu bara 50 persen.