Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.627 per Dolar AS Jelang FOMC The Fed

Bersamaan dengan rupiah, sejumlah mata uang Asia Pasifik juga menunjukan pelemahan terhadap dolar AS pada pagi ini.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada pembukaan perdagangan Selasa (13/12/2022). Rupiah melemah ke level Rp15.627 pada pagi ini.

Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, pukul 09.03 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi 0,29 persen atau 44,5 poin ke level Rp15.627,5 per dolar AS. Indeks dolar AS terpantau melemah 0,17 persen di level 104,95.

Bersamaan dengan rupiah, sejumlah mata uang Asia Pasifik juga menunjukan pelemahan terhadap dolar AS, seperti mata uang dolar Hong Kong turun 0,03 persen, dolar Taiwan turun 0,10 persen, dan peso Filipina melemah 0,25 persen. Lalu rupee India turun 0,32 persen, yuan China turun 0,04 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,23 persen.

Sementara itu, mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS pada hari ini adalah dolar Singapura naik 0,10 persen, won Korea naik 0,08 persen dan baht Thailand naik 0,33 persen.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen eksternal datang dari perkiraan The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

"Dolar naik pada Senin setelah data pada Jumat pekan lalu menunjukkan harga produsen AS telah meningkat lebih dari yang diperkirakan bulan lalu, menunjukkan tekanan inflasi yang terus-menerus dan kemungkinan Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama," katanya dalam riset harian, dikutip Selasa (13/12/2022).

Menjelang pertemuan The Fed, angka inflasi AS November akan dirilis pada Selasa waktu setempat, dengan para ekonom memperkirakan inflasi inti tahunan sebesar 6,1 persen.

Federal Reserve sekali lagi menjadi pusat perhatian, dan secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, meskipun fokus akan berada pada proyeksi ekonomi terbaru bank sentral dan konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.610-Rp15.670.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper