Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menyudahi tren auto reject bawah (ARB) dengan investor yang kini agresif melakukan hajar kanan (haka).
Sebagai informasi, Haka saham adalah sebuah strategi beli saham dengan cara memasang pembelian sesuai dengan harga yang ada pada kolom penawaran tertinggi. Pada perdagangan sesi I pukul 10.00, saham GOTO berada di level tertinggi harian Rp108, (13/12/2022).
Berdasarkan data RTI, jumlah volume bid investor mencapai 10 juta lot berbanding terbalik dengan total volume penawaran di posisi 7 juta lot saham. Adapun jumlah saham yang berputar mencapai 17,54 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp1,63 triliun.
Dalam waktu satu jam perdagangan frekuensi transaksi saham goto sebanyak 122.532 kali. Hal itu membuat kapitalisasi pasar GOTO kembali naik ke posisi Rp117,25 triliun. Adapun PER saham teknologi itu masih minus 4,41 kali dengan PBV ratio 0,85 kali.
Sementara itu tim riset UBS menyatakan saat ini saham GOTO masih diperdagangkan di bawah para kompetitornya.
“GoTo diperdagangkan pada 2023e EV/penjualan 2,6 kali dan EV/GMV 0,12 kali sedangkan Grab dan Sea's EV/ penjualan 2-2,5 kali dan EV/GMV 0,3-0,5 kali sehingga membuat valuasi GOTO menarik,” tulis tim riset, Selasa (13/12/2022).
Mereka mengakui masih ada kekhawatiran jangka pendek atas pembukaan lock up saham, tetapi secara jangka panjang ada peluang yang terbuka. Tim riset UBS menargetkan saham GOTO bisa rebound ke Rp160 per unit.
“Kami meningkatkan status GoTo dari jual menjadi beli dengan target harga baru Rp160. GoTo berada di posisi yang baik dengan nyaris memimpin di semua lini bisnis internet di Indonesia e-commerce, pesan-antar makanan, ride hailing, dan fintech,” sebut tim.
Mereka menilai GOTO akan semakin diuntungkan dengan mendapat manfaat dari peningkatan penetrasi online yang berkelanjutan. Keuntungan sinergi antara Gojek dan Tokopedia ditambah dengan rasionalitas seluruh sektor dalam persaingan mendorong 20 persen dan 21 persen GMV.
Dengan begitu, rata-rata pertumbuhan pendapatan antara 2022-2025 bisa naik 23 persen hingga 29 persen. Adapun untuk scenario terbaik, tim riset UBS berasumsi bahwa pertumbuhan yang lebih kuat akan didorong oleh sinergi yang berkelanjutan dan penyerbukan silang antara ekosistem Gojek, Tokopedia, dan GoPay/GoFin.
“Dengan strategi SuperApp dan monetisasi yang lebih baik memungkinkan cross-selling dan bundling, kami asumsikan tingkat penerimaan yang lebih tinggi di seluruh segmen yang akan mendorong CAGR pendapatan kotor sebesar 48,1 persen selama 2022-2025,” pungkas mereka.