Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Mantul, Xi Jinping Longgarkan Lockdown

Harga minyak West Texas Intermediate hari ini menguat 0,72 persen ke US$71,53 per barel, setelah jatuh 11 persen sepanjang minggu lalu.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah global rebound karena jalur pipa minyak utama di Amerika Utara ditutup dan potensi naiknya permintaan dari pelonggaran lockdown Covid-19 di China.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (12/12/2022) pada 10.00 WIB, harga West Texas Intermediate menguat 0,72 persen ke US$71,53 per barel, setelah jatuh 11 persen sepanjang minggu lalu. Adapun minyak Brent juga naik 0,46 persen ke US$76,45 per barel

TC Energy Corp. melanjutkan upaya pemulihan di jalur pipa Keystone yang ditutup. Jalur pipa ini menghubungkan ladang minyak di Kanada dengan kilang di Pantai Teluk AS. Perusahaan ini juga belum menetapkan tanggal untuk memulai kembali operasional pipa Keystone.

Sementara itu, China telah menjauh dari kebijakan zero Covid setelah gelombang protes, bahkan ketika virus terus menyebar. Hal ini menawarkan prospek kebangkitan konsumsi energi di importir minyak mentah terbesar di dunia. Langkah itu juga membantu mengimbangi kekhawatiran bahwa AS mungkin menuju resesi setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga secara agresif untuk memadamkan inflasi.

Adapun harga minyak mentah masih berada di jalur untuk penurunan kuartalan berturut-turut pertama sejak pertengahan 2019 karena prospek permintaan memburuk dan likuiditas yang tipis memperburuk perubahan harga hingga akhir tahun ini.
Investor juga menimbang dampak dari batas harga US$60 per barel yang dikenakan oleh Kelompok Tujuh (G7) dan Uni Eropa pada minyak mentah Rusia untuk menghukum Moskow atas invasi Ukraina.

Pada Jumat (9/12/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negara tersebut dapat memangkas produksi sebagai tanggapan atas sanski kepada negaranya, dengan keputusan yang akan dikeluarkan mengenai masalah tersebut dalam beberapa hari mendatang.

“Risiko pengurangan produksi dari Rusia berpotensi menambah dukungan baru ke pasar menjelang tahun 2023 yang tampaknya penuh tantangan,” kata Charu Chanana, ahli strategi pasar di Saxo Capital Markets Pte di Singapura.

Menurutnya, kekhawatiran pasokan dapat membuat harga tetap tinggi meskipun ada risiko permintaan yang lebih rendah.

Menyusul pengenaan batas harga dan pembatasan terkait Rusia, timbunan kapal tanker yang menunggu untuk mengangkut minyak melalui selat pelayaran vital Turki menumpuk di tengah perselisihan tentang perlindungan asuransi. Kondisi ini sekarang tampaknya sudah selesai, dengan penghitungan agen pelabuhan pada Minggu (11/12/2022) menunjukkan 19 kapal tanker menunggu untuk melewati selat Bosphorus dan Dardanella, turun dari total 27 pada Sabtu (10/12/022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper