Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 42 perusahaan di pipeline penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) hingga awal Desember 2022
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan hingga 9 Desember 2022 terdapat 42 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. .
“Berdasarkan data kami, jumlah perusahaan yang berencana IPO terbanyak berasal dari sektor konsumer siklikal, teknologi, energi, dan properti & real estate,” katanya saat dihubungi pada Senin (12/12/2022).
Baca Juga
Dari 42 perusahaan tercatat di pipeline IPO sebanyak 7 perusahaan berasal dari sektor konsumer siklikal, 6 perusahaan masing - masing dari sektor properti & real estate serta teknologi, sementara sektor energi menyumbang 5 perusahaan.
Selanjutnya, 4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, 3 perusahaan dari sektor infrastruktur, serta 3 perusahaan dari sektor layanan kesehatan (healthcare).
Kemudian, sektor bahan baku, industri, konsumer non siklikal, dan finansial masing - masing menyumbangkan 2 perusahaan.
Nyoman melanjutkan dengan mempertimbangkan waktu sampai akhir tahun 2022 sudah semakin pendek, kemungkinan pencatatan saham - saham di pipeline akan bergeser menjadi tahun 2023 mendatang.
Adapun, hingga 9 Desember 2022 BEI mencatat ada 58 Perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan jumlah dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp32,7 Triliun.
Sebagai informasi, saat ini terdapat 1 perusahaan yang sedang melakukan proses penawaran umum di sistem e-IPO, yaitu PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) dan sesuai jadwal akan dicatatkan tanggal 15 Desember 2022.
Apabila saham VTNY telah tercatat di BEI, maka total saham yang tercatat di BEI tahun 2022 berjumlah 59 saham atau naik 9 persen dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 54 saham.
Jumlah tersebut juga akan memecahkan rekor rekor all time high BEI pada tahun 2018 yang kala itu berhasil mencatatkan 57 saham baru.