Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) hari ini anjlok ke level terendah baru dan mencerminkan penurunan hingga 70 persen sejak go public April lalu.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (8/12/2022), saham GOTO anjlok 6,54 persen atau 7 poin ke Rp100. Emiten teknologi terbesar di BEI ini memiliki kapitalisasi pasar Rp118,44 triliun, turun lebih dari separuh dari kapitalisasi pasar saat IPO yang sekitar Rp400,31 triliun. Dengan demikian, kapitalisasi pasar GOTO telah hangus sebanyak Rp281,56 triliun.
GOTO hari ini juga keluar dari jajaran 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar. Berdasarkan data BEI, per 8 Desember 2022 secara berturut-turut daftar 10 big cap antaralain BBCA memiliki kapitalisasi Rp1.037 triliun, BBRI Rp726 triliun, BYAN Rp485 triliun, BMRI Rp464 triliun, TLKM Rp370 triliun, ASII Rp230 triliun, TPIA Rp202 triliun, UNVR Rp178 triliun, BBNI Rp175 triliun, dan ADRO Rp120 triliun.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan selain perkembangan bisnis, para pelaku pasar akan mencermati keberhasilan efisensi dari GOTO. Adapun langkah-langkah yang diambil GOTO demi meningkatkan profitabilitas.
"[Saham GOTO] diperkirakan masih akan konsolidasi cenderung melemah karena pelaku pasar mencermati perkembangan bisnis dan keberhasilan efisiensi serta upaya-upaya untuk meningkatkan profitability-nya GOTO," ujar Cheril kepada Bisnis, Kamis (8/12/2022).
Saham GOTO juga akan terpengaruh sentimen dari program employee stock option program (ESOP) yang dilaksanakan pada harga Rp2 per saham.
Baca Juga
Direktur sekaligus Chief Human Resources Officer GOTO Melissa Siska Juminto mengatakan harga ESOP yang sebesar Rp2 per saham merupakan straight price atau harga pelaksanaan yang harus dibayarkan peserta ESOP untuk membeli saham yang menjadi haknya berdasarkan opsi saham yang mereka dapatkan.
"Kami ingin mengklarifikasi, tidak ada peserta program yang menjual saham yang dimilikinya di harga Rp2," kata Melissa, dalam paparan publik GOTO, Kamis (8/12/2022).
Dia melanjutkan, program ini merupakan program yang dilakukan berbagai perusahaan, dan hal ini berkaitan dengan kinerja individu dan perseroan.
Menurutnya, setelah lock-up saham selesai, peserta program ESOP dapat melaksanakan hak opsi saham mereka dengan cara membeli dan membayar opsi saham yang dimilikinya, dalam hal ini Rp2.
Setelah peserta program ESOP melakukan pembayaran, maka peserta program akan menjadi pemegang saham GOTO.
"Penting untuk dicatat, pelaksanaan program opsi ini, bukan berarti peserta ESOP otomatis menjual sahamnya," ujar dia.