Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melanjutkan pelemahan pada akhir perdagangan Rabu (7/12/2022) ditekan oleh indeks dolar yang masih menguat.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 19 poin atau 0,12 persen ke Rp15.636 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,12 persen ke 105,70.
Bersama rupiah, sejumlah mata uang di Asia seperti yen Jepang melemah 0,42 persen, dolar Singapura melemah 0,04 persen, won Korea Selatan melemah 0,20 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,24 persen.
Tim Analis MIFX menyebutkan penguatan dolar AS disebabkan oleh adanya peluang kenaikan suku bunga The Fed hingga 0,50 persen pada Desember dan rencana kenaikan hingga beberapa kali lagi pada 2023.
“Sentimen kenaikan suku bunga tersebut menopang minat pada surat-surat berharga dan obligasi AS dan menopang naik nilai imbal hasil surat-surat berharga pemerintah AS,” tulisnya dalam riset, Rabu (7/12/2022).
Di Indonesia, Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan meskipun kondisi sentimen di pasar obligasi Indonesia masih lebih baik dibaningkan dengan ondisi global, rupiah masih akan melemah karena indeks dolar maish menguat.
“Kami memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp15.500 – Rp15.600 seiring dengan menguatnya indeks dolar beberapa hari belakangan,” ungkapnya.
Sentimen di Asia Pasifik juga masih akan dipengaruhi oleh prospek inflasi kawasan. Di Australia inflasi masih akan naik mencapai 8 persen bulan ini. Adapun, di Filipina inflasi November akan melebihi ekspektasi menjadi 8 persen.