Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi Grup Djarum PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli menyampaikan telah membayar utang senilai Rp2,75 triliun ke PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menggunakan dana IPO.
Corporate Secretary Blibli Eric Winata dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia mengatakan Blibli memiliki plafon pinjaman Rp4 triliun untuk fasilitas time loan revolving uncommitted dan Rp25 miliar untuk fasilitas kredit multi yang terdiri dari bank garansi dan surat kredit yang berdokumen dalam negeri.
Pinjaman ini memiliki tingkat bunga JIBOR 1 bulan ditambah persen margin yang dihitung dari jumlah fasilitas time loan revolving yang telah ditarik dan belum dibayar kembali oleh Blibli.
Tanggal jatuh tempo dari pinjaman ini sendiri adalah pada 29 Oktober 2022.
Emiten berkode saham BELI ini menggunakan pinjaman dari BCA untuk pembiayaan atas aktivitas operasional dan investasi Blibli.
Blibli melanjutkan, nilai pinjaman terutang per keterbukaan informasi pada tanggal prospektus final penawaran umum diterbitkan adalah sebesar Rp2,9 triliun.
Baca Juga
"Jumlah pinjaman sebagaimana tersebut di atas yang dilunasi dengan dana hasil penawaran umum sebesar Rp2,75 triliun. Jumlah sisa pinjaman yang dilunasi dengan dana internal perseroan sebesar Rp150 miliar," kata Eric, Rabu (7/12/2022).
Eric melanjutkan, dampak dari transaksi ini adalah berkurangnya kewajiban keuangan Blibli.
Sebagaimana diketahui, dari nilai emisi IPO sebesar Rp8 triliun, sebanyak Rp5,5 triliun akan digunakan Blibli untuk melunasi utang kepada PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebesar Rp2,75 triliun, dan ke PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) senilai Rp2,75 triliun.
Sementara itu, sisa dana IPO akan digunakan Blibli dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha perseroan. Rinciannya, sekitar 57 persen digunakan oleh Blibli, dan 43 persen akan digunakan untuk PT Global Tiket Network (GTNe).