Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen air minum dalam kemasan milik Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko, PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) akan melanjutkan ekspansi pada 2023 dengan membangun tiga pabrik baru. CLEO juga akan menambah jaringan distribusi di seluruh Indonesia.
“Kami melihat pasar air minum dalam kemasan di Indonesia masih terbuka lebar, sehingga kami tetap optimistis untuk melanjutkan langkah ekspansi dengan membangun pabrik baru dan memperbanyak jaringan distribusi yang tersebar di seluruh Tanah Air,” kata Wakil Direktur Utama Sariguna Primatirta Melisa Patricia dalam keterangan, Senin (5/12/2022).
Melisa mengatakan pembangunan pabrik baru dan pembukaan cabang jaringan distribusi merupakan salah satu strategi CLEO untuk mengurangi biaya distribusi yang mahal. CLEO juga ingin produknya lebih dekat dengan konsumen.
Tahun ini, CLEO telah menganggarkan belanja modal Rp220 miliar untuk mengembangkan jaringan distribusi, khususnya di luar Jawa, seperti di Sumatra dan Kalimantan.
Anggaran belanja modal tersebut juga dipakai untuk memperluas lima pabrik dan membangun tiga pabrik baru. Dari lima proyek perluasan pabrik tersebut, CLEO telah menyelesaikan perluasan pabrik di Banjarmasin, Citeureup, dan Bojonegoro.
CLEO tercatat membukukan kenaikan kinerja hingga kuartal III/2022. Perseroan membukukan kenaikan penjualan dan laba di tengah kenaikan harga bahan baku.
Baca Juga
Penjualan emiten berkode CLEO itu tercatat naik 26,35 persen secara year on year (yoy), dari Rp802,94 miliar pada sembilan bulan pertama 2021 menjadi Rp1,01 triliun per September 2022.
Penjualan CLEO terutama ditopang oleh kenaikan penjualan minuman botol yang tumbuh 55,28 persen yoy dari Rp320,65 miliar menjadi Rp497,95 miliar.
Sementara itu, penjualan minuman bukan botol naik 8,14 persen yoy dari Rp463,38 miliar menjadi Rp501,11 miliar.
Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan produsen air minum merek Cleo ini naik 35,84 persen yoy menjadi Rp621,04 miliar, dari sebelumnya Rp457,17 miliar. Kenaikan terutama disumbang oleh naiknya beban bahan baku yang digunakan dari Rp247,48 miliar menjadi Rp340,20 miliar atau naik 37,46 persen yoy.
Meski demikian, CLEO tetap mampu membukukan membukukan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 10,50 persen yoy dari Rp136,59 miliar menjadi Rp150,94 miliar.