Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Tancorp Group, produsen air minum dalam kemasan PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) atau Tanobel Food, optimistis penjualan sampai kuartal III/2022 bisa menembus Rp1 triliun, hampir dua kali lipat dari realisasi sepanjang semester I/2022.
Optimisme ini didorong oleh penjualan CLEO yang konsisten tumbuh. Manajemen menyebutkan CLEO terus aktif membangun pabrik baru dan mengembangkan jaringan distribusi setiap tahunnya. Bisnis produsen air minum merek Cleo tercatat terus tumbuh dengan CAGR selama 2017—2021 mencapai 29 persen.
“Melihat tim manajemen di CLEO yang sudah solid, kami optimistis tiap tahun bisa tumbuh double digit,” kata Wakil Direktur Utama Sariguna Primatirta Melisa Patricia melalui siaran pers, Sabtu (15/10/2022).
CLEO membangun tiga pabrik baru tahun ini yang berlokasi di kota Balikpapan, Palangkaraya, dan Palembang. Sementara untuk jaringan distribusi, dalam setahun simpul jaringan distribusi perseroan telah tumbuh 53 persen year-on-year (yoy), dari 173 simpul jaringan distribusi per Agustus 2021 menjadi 264 simpul jaringan distribusi pada Agustus 2022.
“Pembangunan pabrik-pabrik baru yang tersebar di berbagai kota di Indonesia serta pengembangan jaringan distribusi yang kuat tersebut diperlukan untuk mengurangi biaya transportasi, karena karakter air minum yang berat dan memakan tempat,” imbuh Melisa.
Sariguna Primatirta membukukan kenaikan kinerja sepanjang semester I/2022. Perseroan membukukan kenaikan penjualan dan laba di tengah kenaikan harga bahan baku.
Penjualan emiten berkode CLEO itu tercatat naik 23,75 persen yoy, dari Rp529,31 miliar pada enam bulan pertama 2021 menjadi Rp655,06 miliar pada paruh pertama 2022.
Penjualan CLEO terutama ditopang oleh kenaikan penjualan minuman botol yang tumbuh 50,16 persen yoy menjadi Rp314,55 miliar, dari Rp209,47 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, penjualan minuman bukan botol naik 6,56 persen yoy dari Rp309,35 miliar menjadi Rp329,67 miliar.
Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan produsen air minum merek Cleo ini naik 30,68 persen yoy menjadi Rp392,41 miliar, dari sebelumnya Rp300,27 miliar. Kenaikan terutama disumbang oleh naiknya beban bahan baku yang digunakan dari Rp157,29 miliar menjadi Rp218,02 miliar atau naik 38,61 persen yoy.
Meski demikian, CLEO tetap mampu membukukan kenaikan laba kotor sebesar 14,66 persen yoy, dari Rp229,04 miliar pada semester I/2021 menjadi Rp262,64 miliar pada semester I/2022. CLEO juga masih membukukan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 12,12 persen yoy dari Rp91,75 miliar menjadi Rp102,87 miliar.
Adapun, total aset perseroan mengalami peningkatan sebesar 16,25 persen dari Rp1,34 triliun per Desember 2021 menjadi Rp1,56 triliun. Kenaikan terutama disebabkan oleh kenaikan aset lancar sebesar 43,93 persen dari Rp280 miliar pada 31 Desember 2021 menjadi Rp403 miliar pada 30 Juni 2022.