Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Batu Bara Favorit Lo Kheng Hong ABMM Melesat, Terdorong Pertumbuhan Laba

Saham batu bara ABM Investama (ABMM), yang menjadi salah satu favorit Lo Kheng Hong, melesat berkat pertumbuhan kinerja.
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) mencatatkan laba bersih dan pendapatan yang melejit sepanjang 9 bulan 2022. Hal ini yang menjadi pendorong pergerakan sahamnya, yang sebagian dipegang Lo Kheng Hong, melesat pada perdagangan hari ini, Kamis (1/12/2022).

Saham ABMM menguat 5,99 persen atau 220 poin ke harga Rp3.890, pada pukul 11.00 WIB. Bahkan, ABMM sempat mencapai level tertinggi pada rentang pergerakan harian dengan naik ke harga Rp3.980.

Kapitalisasi pasarnya naik menjadi Rp10,74 triliun dengan volume perdagangan 5,15 juta lembar senilai Rp20 miliar dengan frekuensi perdagangan hingga 2.343 kali.

Kenaikan harga tersebut bukan tanpa sebab, saham ABMM menguat seiring kinerja kuartal III/2022 yang ciamik. ABMM mencatatkan laba bersih sebesar US$169,92 juta setara Rp2,67 triliun menggunakan kurs tengah BI per 30 November 2022 sebesar Rp15.742.

Laba bersih tersebut meningkat 80 persen dibandingkan dengan realisasi edisi yang sama tahun lalu sebesar US$94,45 juta.

Laba bersih emiten yang sempat digandrungi investor kawakan Lo Kheng Hong tersebut berasal dari pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang tembus angka psikologis menjadi US$1,02 miliar setara Rp16,19 triliun sepanjang 9 bulan 2022. Pendapatan ini naik 46,6 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar US$702,81 juta.

Kontribusi pendapatan dari kontrak tambang dan tambang batu bara jasa melompat 49 persen menjadi US$879,1 juta. Hal ini diiringi pertumbuhan pendapatan dari logistik dan sewa kapal menjadi US$97,32 juta, pendapatan divisi site services dan repabrikasi menjadi US$33,79 juta, serta perdagangan bahan bakar yang naik menjadi US$3,25 juta.

Beban pokok pendapatan juga turut bertumbuh menjadi US$636,91 juta dari US$473,74 juta, sehingga laba bruto tercatat tumbuh dari US$229,07 juta menjadi US$392,17 juta per kuartal III/2022.

Beban penjualan, umum, dan administrasi juga meningkat menjadi US$72,9 juta diiringi kenaikan beban lainnya menjadi US$9,3 juta. ABMM pun mencatatkan laba usaha tumbuh 69 persen menjadi US$314,71 juta.

Menariknya, kenaikan kinerja ABMM ini diiringi dengan pertumbuhan total aset secara signifikan. Total aset ABMM per kuartal III/2022 naik 76,6 persen menjadi US$1,83 miliar setara Rp28,8 triliun dibandingkan dengan akhir tahun 2021 sebesar US$1,03 miliar.

Pertumbuhan tersebut sebagai dampak positif dari investasi pada entitas asosiasi sebesar US$436,13 juta pada pos aset tidak lancar. ABMM juga mencatatkan pertumbuhan signifikan 37,1 persen pada kas dan setara kas menjadi US$325,83 juta.

Di sisi lain, total liabilitas ABMM juga melonjak 94 persen dari US$679,81 juta pada 31 Desember 2021 menjadi US$1,31 miliar setara Rp20,71 triliun.

Liabilitas naik hampir dua kali ini akibat utang usaha yang naik 58 persen menjadi US$201,9 juta pada pos liabilitas jangka pendek. Sedangkan, pada pos liabilitas jangka panjang, ABMM mencatatkan utang bank jangka panjang yang melonjak 4 kali lipat menjadi US$581,86 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper