Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi baru terbarukan (EBT) grup Astra, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp187,783 miliar hingga kuartal III/2022, tumbuh 24,4 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp150,95 miliar.
Direktur Utama Arkora Hydro Aldo Artoko mengemukakan peningkatan pendapatan terjadi dikarenakan oleh produksi listrik yang melampaui target dan progress pembangunan site proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Yaentu di Poso, Sulawesi Tengah yang sesuai target.
Proyek ini ditargetkan selesai pada 2023. Dengan beroperasinya proyek ini, Perseroan akan bisa meningkatkan produksi listrik sehingga akan mempunyai cash flow yang sangat baik untuk menopang rencana pengembangan perusahaan di masa depan sekaligus memberikan dividen kepada shareholder.
Selain proyek Yaentu, ARKO saat ini sedang membangun proyek di Lampung dengan kapasitas 5,4 MW yang diharapkan bisa beroperasi di tahun 2024. Perusahaan juga menargetkan untuk menambah proyek - proyek baru lainnya di tahun 2023.
Dari pendapatan tersebut, ARKO berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp42,97 miliar per September 2022, naik hingga 19 persen, dari capaian di sembilan bulan pertama 2021 sebesar Rp36,11 miliar.
“Capaian laba ditopang kelancaran produksi pembangkit listrik yang sudah beroperasi dan progress pembangunan pembangkit yang sesuai target. Semua peningkatan laba bersih Perseroan dikontribusi oleh segmen bisnis pembangkit listrik tenaga air,” ungkapnya dalam keterangan, Kamis (1/12/2022).
Baca Juga
Peningkatan kinerja selama sembilan bulan pertama 2022 ini menunjukkan ARKO perusahaan yang stabil dan mempunyai peningkatan kinerja yang konsisten.
ARKO optimistis target kinerja sampai akhir tahun Perseroan masih sesuai target yang ditetapkan. “Kinerja Perseroan tahun ini diperkirakan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2021,” katanya.
Perusahaan di bidang pembangkit tenaga listrik melalui sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang berasal dari aliran air (Pembangkit Listrik Tenaga Air) ini mencatat peningkatan total ekuitas sebesar Rp 390,535 miliar per 30 September 2022, tumbuh signifikan sebesar 128,35% jika dibandingkan Rp 171,026 miliar per 31 Desember 2021.
“Pertumbuhan ekuitas ini karena adanya tambahan dana dari IPO dan laba ditahan dari proses tahun 2021,” katanya.
Adapun, total aset ARKO bertambah sebesar Rp216,43 miliar atau naik 31,43 persen, dari Rp688,61 miliar pada Desember 2021 menjadi Rp905,04 miliar per September 2022.
Peningkatan aset ini karena adanya kenaikan aset investasi baru dan progres pembangunan site baru di Yaentu yang sudah mencapai kurang lebih 85 persen siap operasi. Sementara utang ARKO berkurang 0,59 persen, dari Rp517,588 miliar per 31 Desember 2021 menjadi Rp514,511 miliar per 30 September 2022.
Aldo menambahkan, untuk mendorong kinerja hingga akhir tahun ini, ARKO fokus di bisnis EBT pasca transaksi penambahan kepemilikan saham di perseroan oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN).
Kinerja ARKO ke depan semakin solid. Ini didukung oleh kemampuan teknis, keuangan dan fundamental ARKO yang kuat. “Kami optimistis fundamental Perseroan ke depan makin solid. Optimisme ini didukung antara lain oleh kinerja Perseroan yang terus membaik,” ujar Aldo.