Bisnis.com, JAKARTA - Emiten grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) melalui anak perusahaannya, yakni PT Energia Prima Nusantara (EPN) menambah kepemilikan saham senilai Rp176,55 miliar di PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO).
EPN telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Shares Sale and Purchase Agreement/CSPA) dengan ACEI Singapore Holding Private Ltd. (ACEI) pada Kamis (4/8/2022).
United Tractors membeli 632.801.893 saham senilai Rp176,55 miliar, yang setara dengan 21,61 persen saham milik ACEI pada Arkora Hydro. Ini merupakan wujud dari komitmen perusahaan untuk menerapkan prinsip ESG dalam ekspansi bisnisnya serta memperkuat posisi United Tractors dalam bisnis berkelanjutan.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis menjelaskan setelah selesai dilakukannya pembelian saham milik ACEI, maka 21,61 persen saham Arkora akan beralih kepada EPN.
Setelah transaksi ini, EPN akan memiliki total saham di Arkora secara langsung dan tidak langsung sebesar 922.173.893 saham atau setara dengan 31,49 persen. Sebelumnya EPN menyerap sebagian saham perdana Arkora pada Juli 2022.
"Investasi United Tractors pada Arkora sejalan dengan strategi pengembangan usaha UNTR, di mana perseroan telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai salah satu strategi transisi di bidang energi untuk menuju bisnis yang berkelanjutan," jelasnya, Senin (8/8/2022).
Baca Juga
Investasi ini merupakan salah satu bentuk ekspansi yang mengedepankan penciptaan nilai tambah guna memenuhi kebutuhan seluruh pemangku kepentingan perseroan dan memberikan dampak baik untuk masyarakat dan lingkungan.
UNTR berharap investasi ini akan mempercepat pengembangan bisnis EBT dalam portofolio perseroan.
Arkora adalah perusahaan terbuka yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik melalui sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Saat ini Arkora mengoperasikan dua Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yaitu PLTM Cikopo 2 di Jawa Barat berkapasitas 7,4 MW dan PLTM Tomasa di Sulawesi Selatan berkapasitas 10 MW.
Selain itu, Arkora memiliki 2 proyek PLTM yang masih dalam tahap konstruksi, yang diperkirakan akan beroperasi pada 2023 dan 2024.
Setelah kedua PLTM ini beroperasi, Arkora akan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang sebesar 32,8 MW.
Di sisi lain, saat ini EPN sedang membangun PLTM Besai Kemu berkapasitas 7 MW di Lampung, Sumatera yang diperkirakan akan beroperasi pada 2023.
Selain itu, EPN juga menargetkan beberapa proyek PLTM di area Sumatra dengan total potensial kapasitas lebih dari 20 MW.
Di bidang PLTS, EPN telah memasang Rooftop Solar PV sebesar 6,9 MWp. Diharapkan sepanjang 2022 akan ada penambahan instalasi baru Rooftop Solar PV sebesar 15 MWp dan akan meningkat di tahun-tahun berikutnya.
"UNTR senantiasa mengedepankan diversifikasi bisnis sebagai bagian dari penerapan praktik keberlanjutan dan implementasi ESG untuk dapat bersama-sama membangun masa depan bangsa yang lebih baik sekaligus mendukung pemerintah dalam target penurunan emisi karbon," jelas Sara.
Adapun PT Energia Prima Nusantara (EPN) berdiri sejak 2014 dan pada awalnya bergerak di bidang pembangkitan, transmisi, distribusi dan penjualan energi konvensional. Pada 2018, EPN melakukan diversifikasi usaha ke energi terbarukan.
Saat ini EPN berfokus pada peningkatan kompetensi di bidang pembangkit listrik tenaga air, rooftop solar PV serta sumber energi terbarukan lainnya seperti floating solar PV, battery storage, waste to energy dan turbin angin.