Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap Intervensi! OPEC+ Pertimbangkan Kurangi Kuota Produksi Minyak

OPEC dan sekutunya atau OPEC+ akan melakukan pertemuan bulanannya pada 4 Desember mendatang.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Organisasi Negara–Negara Pengekspor Minyak atau The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya mempertimbangkan untuk memangkas kuota produksi harian lebih besar di tengah pasar minyak mentah yang lesu.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (29/11/2022), OPEC dan sekutunya atau OPEC+ akan melakukan pertemuan bulanannya pada 4 Desember mendatang. Pertemuan tersebut diprediksi akan membahas pengurangan produksi harian lebih lanjut.

Sebelumnya, pada delegasi negara anggota OPEC menyatakan masih melihat dampak pengurangan produksi yang sebelumnya telah dilakukan sebelum menambahnya. Namun, opsi pengurangan kuota lanjutan kini menjadi salah satu kemungkinan yang akan diambil OPEC+.

Salah satu negara anggota OPEC+, Arab Saudi, telah mengirimkan indikasi yang cukup jelas jelang pertemuan bulanan. Menteri Energi Abdulaziz bin Salman menyebutkan OPEC+ siap melakukan intervensi untuk mengurangi pasokan lebih besar jika hal tersebut dibutuhkan untuk menyeimbangkan pasar.

Chief Oil Analyst dan Pendiri Energy Aspects Ltd Amrita Sen memperkirakan OPEC akan melanjutkan pemangkasan produksi yang sudah berlangsung atau menambahnya pada pertemuan bulanannya.

“Hal ini mengingat sikap OPEC yang selalu waspada terhadap keseimbangan pasokan dan permintaan,” jelas Sen dikutip dari Bloomberg.

Survei yang dilakukan Bloomberg pada 16 pedagang dan analis menyebutkan 10 responden memproyeksikan pengurangan kuota produksi akan semakin meningkat. OPEC+ diperkirakan dapat mengurangi produksi sekitar 250.000 hingga 2 juta barel per hari.

Di sisi lain, sejumlah negara konsumen masih menekan OPEC untuk tetap menambah produksi guna mengendalikan laju inflasi global. Pengurangan kuota produksi lebih lanjut juga berpotensi semakin merenggangkan hubungan AS dan Arab Saudi.

Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden mengkritik langkah OPEC+ yang menurunkan kuota produksi sebesar 2 juta barel per hari.

Sentimen lain yang akan dicermati oleh OPEC+ adalah sanksi impor minyak Rusia yang dapat diberlakukan oleh Uni Eropa. Pembahasan sanksi tersebut dan pembatasan harga minyak Rusia akan dibahas Uni Eropa sehari setelah pertemuan OPEC+.

“Proyeksi fundamental tidak mengindikasikan adanya keperluan pengurangan kuota produksi lebih lanjut, terutama dengan persediaan minyak yang masih rendah,” jelas Head of Commodities Standard Chartered Bank, Paul Horsnell.

Adapun, pertimbangan OPEC+ yang paling utama akan jatuh pada pergerakan harga minyak selama beberapa hari ke depan. Laporan dari Eurasia Group memprediksi penurunan kuota produksi lebih lanjut akan dipertimbangkan secara seksama oleh OPEC+ jika koreksi harga terus berlanjut.

Pada 09.30 WIB, harga minyak WTI cenderung stagnan 0,00 persen di US$77,24 per barel, sementara itu minyak Brent menguat 0,17 persen atau 0,14 poin ke US$83,33 per barel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper