Bisnis.com, JAKARTA – Emiten gas dan amonia taipan T.P. Rachmat PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA) telah mencapai 79,5 persen dari target pendapatan tahun ini, imbas kenaikan harga dan produksi amonia dan LPG.
Direktur Keuangan ESSA Prakash Chand Bumb mengatakan, tahun ini ESSA menargetkan dapat meraup pendapatan di atas US$700 juta atau setara Rp10,93 triliun (asumsi kurs Rp15.619). Adapun, sampai dengan akhir kuartal III/2022 ESSA sudah mencatatkan pendapatan sebesar US$557 juta.
Sementara itu, ESSA juga menargetkan EBITDA bisa mencapai US$330 juta. Sampai dengan September 2022, ESSA telah membukukan EBITDA sebesar US$268,6 juta.
“Untuk revenue dan laba tahun depan akan tergantung harga LPG dan amonia, kita harap harga tinggi tahun depan juga. Tahun depan lebih baik tidak diprediksi, tunggu seperti apa perilaku pasar tahun depan,” jelasnya dalam paparan publik, Rabu (23/11/2022).
Adapun, laba bersih perseroan melesat 1.183 persen dari hanya US$7,7 juta pada tiga kuartal 2021 menjadi US$104,6 juta per kuartal III/2022 karena kenaikan harga dan produksi amonia dan LPG.
Terkait dengan tren harga amonia dan LPG yang mendorong kinerja keuangan sampai kuartal III/2022 ini, ESSA berharap masih tetap tinggi di tahun-tahun mendatang.
“Tahun depan kami berharap tetap tinggi sehingga pendapatan dan laba tetap bagus,” imbuh Prakash.
Tahun depan, ESSA berencana fokus menggelar ekspansi ke segmen blue ammonia dan tetap membuka kesempatan untuk ekspansi ke bisnis lain.