Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Isu Transisi Energi, PT RMK Energy (RMKE) Optimistis Harga Batu Bara Tetap Tinggi

Ditengah isu transisi enegi, PT RMK Energy Tbk. (RMKE) yakin kebutuhan batu bara 5-10 tahun ke depan masih tinggi.
Salah satu kegiatan PT RMK Energy Tbk. melakukan pemuatan batu bara ke tongkang. Perusahaan akan IPO di BEI dengan harga penawaran Rp160-Rp230.
Salah satu kegiatan PT RMK Energy Tbk. melakukan pemuatan batu bara ke tongkang. Perusahaan akan IPO di BEI dengan harga penawaran Rp160-Rp230.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT RMK Energy Tbk. (RMKE) optimistis harga dan permintaan batu bara masih tetap tinggi di masa mendatang meskipun isu tentang transisi energi batu bara ke energi baru terbarukan (EBT) selalu didengungkan.

Direktur Utama RMKE Tony Saputra mengatakan bahwa di tengah banyaknya pembahasan mengenai pergeseran ke energi bersih, sampai hari ini kenyataannya implementasi energi hijau masih perlu waktu yang cukup lama dan persiapannya tidak semudah balik membalikkan telapak tangan.

“Sampai hari ini batu bara masih energi yang berjalan cukup baik dan biayanya murah. Kalau kita lihat dari krisis energi global ini, yang mendengungkan green energy malah pindah lagi ke batu bara. Jadi menurut saya ke depan, menengah sampai 10 tahun batu bara masih cukup dibutuhkan untuk pembangkit listrik dan energi untuk industri,” ungkapnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (21/11/2022).

Untuk jangka pendek dan menengah, Tony mengatakan, menjelang musim dingin permintaan akan makin banyak, sementara produksinya tidak mencukupi, sehingga akan mendorong harga batu bara.

“Lagi pula kebutuhan energi makin tahun makin meningkat, semakin banyak. Sedangkan produksi banyak kendala, ada cuaca hujan, dan alat-alat yang sekarang walaupun meningkatkan volume beli alat nggak gampang. Kalau perkiraan saya satu tahun lagi walaupun akan ada adjustment, tapi nggak bisa langsung turun harga batu baranya,” ujar Tony.

Direktur Keuangan RMKE Vincent Saputra menambahkan, di era energy security, negara yang menjauhi batu bara kini banyak yang beralih kembali ke batu bara, karena batu bara adalah energi yang paling reliabel.

“Hydro misalnya pada musim dingin beku tidak bisa diandalkan. Di saat musim hujan, solar power nggak efektif. Baterai juga belum terlalu bisa diandalkan. Perang Rusia dan Ukraina menjadi contoh ketergantungan kepada batu bara masih ada karena langsung kelihatan, harga batu bara minyak naik signifikan,” ungkapnya.

Dalam 5-10 tahun ke depan, Vincent menyebutkan batu bara masih akan banyak dibutuhkan. Namun, yang menjadi penting adalah keseimbangan penggunaan energi baru dan energi fosil.

Pada 2023 sendiri, RMKE menargetkan untuk bisa menjual batu bara mencapai 3 juta ton, dan bisa merealisasikan angkutan jasa batu bara mencapai 10,8 juta ton dari hasil kerja sama dengan PT KAI.

RMKE menargetkan untuk bisa meraup pendapatan hingga Rp3,2 triliun, dengan 75 persen berasal dari hasil trading, dan 25 persen dari pendapatan jasa. Adapun, laba bersihnya diperkirakan bisa mencapai Rp558,6 miliar. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper