Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan awal pekan, Senin (21/11/2022).
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.04 WIB, nilai tukar rupiah dibuka melemah 7,5 poin atau turun 0,056 persen sehingga berada di posisi Rp15.691 per dolar AS. Sementara itu, Indeks dolar AS terpantau melanjutkan penguatan 0,17 persen atau naik 0,185 poin ke 107,05.
Mayoritas mata uang lain di kawasan Asia juga terpantau melemah terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini. Hanya yen Jepang yang menguat tipis 0,03 persen terhadap greenback.
Pelemahan terdalam terjadi pada won Korea Selatan yang melemah 0,97 persen, kemudian disusul ringgit Malaysia melemah 0,75 persen terhadap dolar AS. Yuan China terpantau melemah 0,68 persen dan baht Thailand turun 0,50 persen terhadap dolar AS.
Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip mengatakan rupiah berpeluang menguat pada akhir tahun, didorong oleh kenaikan suku bunga dan aksi korporasi dengan potensi penggalangan dana besar di pasar modal.
Dia mengemukakan kebijakan Bank Indonesia untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada rapat dewan gubernur (RDG) 16—17 November 2022 membuat posisi real interest rate Indonesia makin baik di tengah tekanan inflasi yang semakin berkurang.
Baca Juga
“Ini akan menjadi daya tarik bagi investor institusional asing untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia,” katanya akhir pekan lalu.
Sunarsip juga memperkirakan aktivitas penerbitan efek di pasar modal, baik melalui initial public offering (IPO) dan right issue, masih berlanjut hingga akhir tahun. Perkembangan emisi efek akan menjadi momentum bagi investor asing untuk masuk ke pasar dalam negeri sehingga menambah pasokan valuta asing.
Berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia, terdapat potensi Rp46,9 triliun dana dari IPO dan Rp39,4 triliun dari rights issue dalam pipeline penerbitan pada sisa akhir tahun ini dan pada 2023.
Surnarisp mengatakan terdapat beberapa dari emiten ternama yang berada dalam antrean tersebut, seperti rights issue PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dengan target dana Rp4,23 triliun dan rights issue PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) senilai Rp3 triliun.