Bisnis.com, JAKARTA – Harta kekayaan konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja sebagai pendiri PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. alias Grup Emtek, bertambah seiring dengan penguatan saham EMTK dan SCMA.
Eddy Kusnadi Sariaatmadja ikut mendirikan Emtek pada tahun 1983 sebagai distributor eksklusif komputer Compaq di Indonesia. Eddy menjadi pemilik saham mayoritas EMTK sebesar 22,94 persen (per 30 juni 2022).
Mengutip data Forbes, dikutip Senin (21/11/2022), kekayaan Eddy meningkat sebanyak US$39 juta pada tahun 2022. Alhasil saat ini Eddy menggenggam kekayaan US$2,1 miliar setara Rp32,95 triliun (kurs jisdor Rp15.692) dan menempatkannya pada posisi ke 20, dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Setidaknya terdapat tiga sumber kekayaan Eddy, mulai dari bisnis media, bisnis telekomuikasi dan solusi IT serta penyedia layanan internet.
Pada bisnis media, Grup Emtek memiliki beberapa perusahaan yang menaungi saluran televisi antara lain SCTV, Indosiar, dan O Channel. Keluarga Eddy menguasai saham SCTV mencapai 78,69 persen.
Sumber kekayaan Eddy Kusnadi juga berasal dari perusahaan telekomunikasi dan solusi TI yang masuk dalam Grup Emtek. Di sektor ini, Emtek menyediakan serangkaian infrastruktur, jasa informasi, serta layanan komunikasi dan informatika.
Baca Juga
Selain itu, divisi ini juga meliputi solusi teknologi untuk industri telekomunikasi, perbankan dan pembayaran ritel, serta solusi jasa untuk Very Small Aperture Terminal (VSAT) terintegrasi.
Terakhir, Emtek juga menaungi divisi konektivitas yang menyediakan layanan internet, termasuk layanan TV digital wireless berbayar untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Tak hanya itu, melalui divisi ini, Emtek juga menawarkan layanan internet pita lebar nirkabel untuk kawasan Surabaya, Jakarta dan sekitarnya.
Adapun, Grup Emtek juga tengah gencar membesarkan layanan streaming over-the-top (OTT) Vidio, yang jumlah pelangganya disebut melampaui subscriber Netflix di Indonesia.
Vidio menjadi platform OTT pemegang hak siar Piala Dunia 2022 di Indonesia. Platform tersebut menayangkan total 64 pertandingan yang akan digelar di hajatan sepak bola antarnegara paling bergengsi di dunia tersebut.
Sekadar informasi, Vidio melakukan konsolidasi ke struktur usaha SCMA sejak 2019 lalu. SCMA mengakuisisi 99,99 persen saham Vidio pada 2019 senilai Rp104,14 miliar. Akuisisi itu merupakan transaksi afiliasi karena mayoritas saham Vidio dicaplok dari PT Mediatama Anugrah Citra yang juga merupakan entitas usaha Emtek.
Dengan demikian, boleh dibilang Vidio merupakan cucu usaha dari EMTK yang dimiliki oleh keluarga taipan Sariaatmadja. Kepemilikan saham keluarga tersebut di Emtek, per 31 Mei 2022, mencapai 22,9 persen.