Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia turun karena investor menimbang potensi eskalasi perang di Ukraina, setelah sebuah desa di perbatasan Polandia dihantam oleh rudal buatan Rusia.
Mengutip Bloomberg, Rabu (16/11/2022), harga minyak West Texas Intermediate turun 0,40 persen ke US$86,57 per barel, sementara harga minyak Brent turun 0,28 persen ke US$93,60 per barel.
Harga minyak WTI terkoreksi setelah sebelumnya ditutup 1,2 persen lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (15/11/2022). Duta besar NATO akan mengadakan pertemuan darurat pada Rabu (16/11/2022), meskipun Presiden AS Joe Biden mengatakan roket yang menghantam sebuah desa tidak mungkin ditembakkan dari Rusia.
Ledakan rudal tersebut menambahkan elemen volatilitas lain bagi para pedagang yang menyulap tanda-tanda pasar yang ketat dan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi.
Presiden Polandia mengatakan kemungkinan negara itu akan menggunakan Pasal 4 Organisasi Perjanjian Atlantik Utara, yang memungkinkan sekutu untuk meningkatkan pembicaraan tentang ancaman keamanan nasional.
"Bullishness memudar dengan cepat. Harga minyak akan terus berjuang untuk naik sampai para pedagang melihat bukti nyata China melonggarkan langkah-langkah Covid-nya,” ," kata James Whistler, direktur pelaksana Vanir Global Markets Pte.
Baca Juga
China telah melonggarkan beberapa pembatasan Covid Zero yang ketat, tetapi importir minyak mentah terbesar dunia sedang bergulat dengan meningkatnya infeksi. Kasus virus melonjak hingga hampir 20.000 pada hari Selasa, level tertinggi sejak akhir April.
Rentetan rudal Rusia menghantam berbagai lokasi di seluruh Ukraina, menghantam warga sipil dan infrastruktur penting. Pipa Druzhba yang membawa minyak mentah Rusia ke Eropa timur dihentikan pada hari Selasa setelah pasokan listrik padam, menurut perusahaan energi Hungaria Mol Nyrt.
Potensi eskalasi mengancam untuk memperketat pasar minyak lebih jauh, dengan Uni Eropa telah menetapkan sanksi aliran Rusia pada Desember karena perang yang sedang berlangsung. Badan Energi Internasional mengatakan pasar rentan setelah persediaan minyak di negara maju merosot ke level terendah sejak 2004.