Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modernland (MDLN) Dibayangi Utang Rp3,3 Triliun, Bagaimana Menebusnya?

Modernland (MDLN) memiliki liabilitas jangka pendek hingga Rp3,33 triliun sedangkan kas dan setara kas akhir tahun hanya mencapai Rp148,64 miliar.
Green Central City Gadjah Mada, Jakarta, salah satu proyek superblok yang dibangun oleh Modernland Realty. /moderland.co.id
Green Central City Gadjah Mada, Jakarta, salah satu proyek superblok yang dibangun oleh Modernland Realty. /moderland.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) tercatat memiliki utang yang membengkak hingga kuartal III/2022. Menilik laporan keuangan per 30 September 2022, MDLN memiliki liabilitas jangka pendek hingga Rp3,33 triliun sedangkan kas dan setara kas akhir tahun hanya mencapai Rp148,64 miliar.

Dalam laporan keuangan juga tercatat bahwa MDLN memiliki utang sebesar US$179,15 juta atau setara Rp2,55 triliun (kurs Rp14.269). Utang berupa Guaranteed Senior Notes tersebut diterbitkan oleh JGC Ventures Pte. Ltd. (JGCV)  nominalnya mewakili seluruh jumlah yang jatuh tempo dan terutang berdasarkan Guaranteed Senior Notes due 2021 sejak tanggal efektif (Amended and Restated Guaranteed Senior Notes due 30 June 2025).

Dengan diterbitkannya Notes baru tersebut pada tanggal efektif, Guaranteed Senior Notes due 2021 dibatalkan atau batal seluruhnya.

Kemudian MLDN juga tercatat memiliki utang sebesar US$268,48 juta atau setara Rp3,83 triliun (kurs Rp14.269) yang diterbitkan oleh Modernland Overseas Pte. Ltd. (MLO). Adapun utang tersebut mewakili seluruh jumlah yang jatuh tempo dan terutang berdasarkan Guaranteed Senior Notes due 2024 sejak tanggal efektif (Amended and Restated Guaranteed Senior Notes due 30 April 2027).

Dengan diterbitkannya Notes baru tersebut pada tanggal efektif, Guaranteed Senior Notes due 2024 dibatalkan atau batal seluruhnya.

General Manager Investor Relation & Corporate Secretary Modernland Realty Danu Pate menjelaskan langkah yang ditempuh MLDN terkait dengan janji penjualan aset yang tertera dalam perjanjian restruktur USD Notes adalah melakukan divestasi proyek Asya pada joint ventures (JV) PT Astra Modern Land (AML).

Perseroan sekaligus menjelaskan bahwa divestasi 33 persen melalui anak usahanya PT Mitra Sindo Makmur khusus untuk kepemilikan proyek Asya di Jakarta Garden City (JGC).

Pada akhir tahun 2021, MDLN melaporkan PT Mitra Sindo Makmur selaku entitas anak perseroan telah melepas 1,27 juta saham yang mewakili 33 persen kepemilikan saham PT Astra Modern Land (AML). Objek transaksi adalah saham AML sejumlah 1,27 juta saham yang merupakan seluruh saham yang dimiliki Mitra Sindo Makmur di dalam AML dengan nilai transaksi mencapai total Rp1 triliun.

"Transaksi divestasi AML merupakan langkah yang ditempuh Perseroan terkait dengan janji penjualan aset yang tertera dalam perjanjian restruktur USD Notes, sekaligus mengurangi principal dari hutang Notes tersebut," ujar Danu kepada Bisnis dikutip pada Minggu (13/11/2022).

Lebih lanjut, Danu menjelaskan bahwa jatuh tempo daripada USD Notes sendiri terbilang masih cukup panjang yakni tahun 2024 dan 2027. MDLN menggunakan dana divestasi untuk melakukan pembelian kembali USD Notes di secondary market pada April 2022.

Dalam laporan keuangan per 30 September 2022 juga tertera bahwa MDLN melakukan pelunasan awal atas pokok Amended and Restated Guaranteed Senior Notes 2027 sebesar US$54,54 juta pada 14 April 2022.

Proses ini dilakukan melalui metode Reverse Dutch Auction (RDA), dimana MDLN mendapat diskon atas transaksi tersebut. Diskon yang diperoleh kemudian dicatatkan sebagai pendapatan operasi lainnya sehingga laba bersih MDLN menjadi positif.

"Perseroan mendapatkan discount atas transaksi RDA tersebut dan mencatatkannya sebagai pendapatan operasi lainnya sehingga laba bersih Perseroan menjadi positif," jelas Danu

Pada Desember 2021, MDLN itu melaporkan Mitra Sindo Makmur selaku entitas anak perseroan telah melepas 1,27 juta saham yang mewakili 33 persen kepemilikan saham PT Astra Modern Land (AML). Adapun, objek transaksi adalah saham AML sejumlah 1,27 juta saham yang merupakan seluruh saham yang dimiliki Mitra Sindo Makmur di dalam AML. Nilai transaksi tercatat total Rp1 triliun.

“Sehubungan dengan transaksi penjualan saham AML, nilai transaksi penjualan saham AML merupakan 26,28 persen dari ekuitas perseroan sehingga transaksi penjualan saham AML ini merupakan transaksi material,” tulis manajemen MDLN, dikutip Rabu (29/12/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper