Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan dana asing senilai Rp3,97 triliun telah masuk ke pasar modal Indonesia dalam kurun 7–10 November 2022, sepekan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Aliran dana masuk tersebut turut memicu penguatan rupiah ke level Rp15.493 pada Jumat (11/11/2022) berdasarkan kurs JISDOR BI, dari Rp15.736 pada Jumat pekan lalu.
Berdasarkan data BI, nonresiden atau asing membukukan beli bersih (net buy) Rp4,07 triliun di pasar surat berharga negara (SBN) dan jual bersih (net sell) Rp100 miliar di pasar saham selama periode tersebut.
“Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen sampai 10 November 2022, nonresiden jual neto Rp173,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp78,39 triliun di pasar saham,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia
Sementara itu, data Bursa Efek Indonesia (BEI) memperlihatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,62 persen ke level 7.089,206, dari 7.045,527 pada penutupan pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar bursa juga mengalami kenaikan 1,35 persen menjadi Rp9.469,05 triliun dari Rp9.342,69 triliun pada pekan sebelumnya.
Investor asing pada Jumat mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp660,93 miliar, sementara sepanjang 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp79,66 triliun.
Adapun pada akhir perdagangan Jumat (11/11/2022), IHSG parkir pada posisi 7.089,20 atau naik 1,76 persen. Sebanyak 327 saham menguat, 198 saham mengakhiri perdagangan di zona merah, dan 184 saham lainnya stagnan.
Rupiah ditutup di level (bid) Rp15.690 per dolar AS pada Kamis (10/11/2022). Sementara itu, imbal hasil yield SBN 10 tahun turun ke 7,30 persen dan indeks dolar melemah ke level 108,21. Yield US Treasury (UST) tenor 10 tahun tercatat turun ke level 3,813 persen.
Premi credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun turun ke 123,70 basis poin (bps) per 10 November 2022 dibandingkan dengan 4 November 2022 di level 130,51 bps.
Erwin melanjutkan rupiah dibuka pada level Rp15.540 per dolar AS pada Jumat (11/11/2022), sedangkan yield SBN 10 tahun melanjutkan penurunan ke level 7,07 persen.
“BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait dan mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” katanya.